SELAMAT DATANG! DI MESIAS , BULETIN GMAHK MERBABU

SELAMAT DATANG SAUDARA-SAUDARA YANG KEKASIH DI DALAM TUHAN! BLOG INI ADALAH BLOG GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH JEMAAT MERBABU
BLOG INI ADALAH REPRESENTASI DARI BULETIN GMAHK MERBABU YANG BERISI INFORMASI KESEHATAN, RENUNGAN, KESAKSIAN, INFORMASI UMUM, BERITA GEREJA DAN PEKABARAN TUHAN KEPADA ANDA SEMUA PARA PEMBACA!
SELAMAT MEMBACA DAN BAGIKAN KEMBALI KEPADA SAUDARA-SAUDARA YANG LAIN!
SEMOGA BLOG INI SEMAKIN MEMBANTU PEKERJAAN TUHAN MELALUI KITA HAMBA-HAMBANYA DI DUNIA INI. SAMBIL KITA MENANTIKAN KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI. HALELUYA. AMIN! TUHAN BESERTA KITA!

Senin, 28 Februari 2011

PELAJARAN SEKOLAH SABAT ONLINE - SABAT 10 (26 FEBRUARI-4 MARET 2011)

Pelajaran 10

*26 Feb.-4 Mar. 2011

KECEMBURUAN

sabat petang

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI BACALAH: Yesaya 14:12-14; Yakobus 3:16, 17; Keluaran 20:17; Kejadian 37; 1 Samuel 18; Matius 12:14.

AYAT HAFALAN: "Kemarahan itu kejam dan murka itu memalu-kan, tetapi siapa yang,dapat bertahan terhadap cemburu?" (Amsal 27:4,NIV).

Salah satu dari emosi yang sangat merusak adalah cemburu. Ini adalah tipe dosa tertua yang tercatat (Yes. 14:14), dan hal ini bukan saja dapat merusak hubungan antar sesama (2 Kor. 12:20), tetapi juga merusak kesehatan fisik (Ams. 14:30). Cemburu cenderung bersifat pribadi; targetnya adalah seseorang yang dianggap sebagai saingan atau ancaman. Hasilnya, cemburu sering menyebabkan kekerasan, baik secara psikologis (memaki, memfitnah, mengritik) maupun secara fisik. Siapakah yang tidak pernah merasakan kepedihan dan kesengsaraan yang dihasilkan oleh sifat ini?

Pelajaran pekan ini memberikan kepada kita contoh dari orang-orang yang mengizinkan kecemburuan mempengaruhi-karakter mereka: seperti Setan, saudara-saudara Yusuf, Raja Saul, dan imam-imam kepala pada zaman Perjanjian Baru. Akibatnya selalu merusak. Yang menarik juga adalah, bahwa semua orang yang cemburuan ini sangat menikmati posisi yang tinggi dan kesempatan yang mereka miliki. Namun, semuanya terjebak untuk membenci orang lain karena apa yang mereka alami dan miliki.

Tuhan telah mengamarkan kepada kita untuk menjauhi cara-cara seperti itu dan mendorong anak-anak-Nya untuk mengasihi sesama mereka dan bersuka-cita bersama dengan mereka atas karunia-karunia, pencapaian-pencapaian dan harta milik mereka seakan-akan itu juga adalah kepunyaan mereka.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 5 Maret



minggu 27 Februari

AKAR KEJAHATAN

Apakah penyebab Setan diusirdari surga? Yes. 14:12-14. Apakah yang dikatakan tentang kebebasan sehingga di lingkungan surga yang sempur-na pun, karakter yang mengerikan ini bisa muncul?

Lusifer, ciptaan yang paling mengagumkan dari tangan Allah, telah diberikan tempat yang tertinggi di surga selain Keallahan. Kemuliaannya, kecantikannya dan kepintarannya begitu sempurna, namun demikian dosa bertumbuh dalam dirinya (Yeh. 28:12-15). Kebahagiaan dan kedamaian yang sempurna dari seluruh ciptaan sangat terganggu dengan tindakan meninggikan diri dan kecemburuan yang ditujukan kepada Kristus.

"Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi" (Yes. 14:14, NIV) adalah pikiran yang memicu pertikaian, pemberontakan, dan penderitaan bagi semua penghuni surga dan kemudian kepada seluruh keluarga umat manusia. "Setan cemburu kepada Yesus. Dia ingin dilibatkan dalam perencanaan penciptaan manusia, dan karena tidak dilibatkan, hatinya dipenuhi oleh in hati, kecemburuan dan bahkan kebencian. Dia menginginkan kedudukan dan kemuliaan yang tertinggi di surga di samping Allah."—Ellen G. White, Early Writings, him. 145.

Sebaliknya, lihatlah Yesus. Munculnya dosa melalui kecemburuan dan kepentingan diri ditolak keras oleh-Nya melalui kerendahan hati-Nya sampai pada derajat yang paling rendah dari kemanusiaan dan bahkan dibunuh, seperti seorang penjahat, agar setiap orang dapat diselamatkan dari akibat terburuk yang disebabkan oleh dosa (2 Tes. 1:9).

Bacalah Yakobus3:16,17. Hal-hal kontras apakah yang ditunjukkan di sini? Apakah yang seharusnya diceritakan pada kita betapa menghancur-kan dan merusaknya akibat yang ditimbulkan oleh kecemburuan?

Begitulah sifat alamiah kita yang berdosa, setiap perbuatan buruk pertama yang dilakukan akan memudahkan perbuatan buruk selanjutnya. Pada saat langkah yang salah diprakarsai oleh kecemburuan, nampaknya hasilnya akan mengakibatkan makanan yang empuk bagi dosa, sebagaimana Yakobus menggambarkannya: "kekacauan dan segala macam perbuatan jahat" (ay. 16). Kabar baiknya adalah, bahwa ada ruang untuk sebuah pilihan yang lain, yaitu "murni, selan­jutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik" (ay. 17). Pilihan ini adalah kasih.

Lusifer tidak melihat apa yang dia miliki; sebaliknya, melihat apa yang Kristus miliki. Seberapa seringkah kita melakukan hal yang sama? Berapa banyakkah pengaruh kecemburuan dan iri hati yang Anda izinkan berla-buh dalam diri Anda ditujukan pada mereka yang memiliki lebih dari yang Anda miliki? Bagaimanakah Anda mengatasi sifat yang berbahaya ini?

senin 28 Februari

SAUDARA-SAUDARA YUSUF

Seringkali kecemburuan dan iri hati muncul di antara sahabat-sahabat terdekat, yang akan berpotensi merusak hubungan. Dan benar, serangan terbesar (baik secara fisik maupun psikologis) akhir-akhir ini justru ditemukan dalam lingkungan keluarga, dan kecemburuan serta persaingan di antara anggota keluarga sering menjadi akar permasalahan.

Bacalah Kejadian 37. Apakah latar belakang kisah tersebut? Apakah yang menuntun pada tindakan kriminal? Di manakah Anda bisa lihat peranan kecemburuan dalam kasus ini?

Sulit untuk dipercaya bahwa saudara-saudaranya dapat melakukan kejahatan keji seperti itu. Apakah mereka tidak pikirkan bahwa tindakan mereka akan juga berpengaruh terhadap ayah mereka? Kecemburuan mereka menjadi begitu kuat sehingga tidak hanya mempengaruhi akal budi tetapi juga perilaku dan moralitas mereka. Begitu berkuasanya pelajaran ini bagi kita semua tentang potensi yang sangat berbahaya dari emosi ini. Tidak heran ada perintah dalam sepuluh hukum yang ditujukan sebagai amaran untuk itu (Kel. 20:17).

Selain penderitaan yang disebabkan oleh tindakan yang mereka lakukan yang berpengaruh terhadap mereka dan ayah mereka, mereka juga takut akan apa yang dilakukan oleh Yusuf terhadap mereka setelah kematian ayah mereka, Yakub (Kej. 50:15). Tetapi sikap Yusuf justru lebih mulia, karena dia berkata: "Janganlah kamu takut. Aku inikah pengganti Allah?" (ay. 19, NIV). Yusuf mengerti bahwa tugasnya adalah untuk memberikan pengampunan bagi saudara-saudaranya dan percaya pada kemurahan dan keadilan Allah.

Kehidupan Yusuf disandingkan dengan kehidupan Yesus Kristus. Kecem­buruan menggerakkan saudara-saudara Yusuf untuk menjualnya sebagai budak; imam-imam dan pemimpin-pemimpin cemburu pada Yesus, dan kecemburuan itu mempengaruhi keseluruhan tindakan mereka terhadap-Nya. Yusuf dijual kepada penyembah berhala; Yesus dijual kepada musuh-musuh-Nya. Yusuf difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara oleh karena kebaikannya; Yesus difitnah dan ditolak juga oleh karena kebenaran yang dimiliki-Nya. Yusuf menunjukkan tindakan yang mulia sebagai balasan bagi tindakan saudara-saudaranya; Yesus, juga mengampuni musuh-musuh-Nya. Tindakan yang jahat terhadap Yusuf menuntunnya kepada sesuatu yang baik; hal yang sama terjadi dengan Yesus, keja­hatan yang dilakukan terhadap-Nya pun menghasilkan yang baik pula.

Jenis penderitaan dan kesusahan apakah yang disebabkan kecembu­ruan dan iri hati—baik yang disebabkan oleh kesalahan sendiri maupun orang lain—terhadap hidup Anda? Pelajaran apakah yang Anda peroleh dari pengalaman itu? Seberapa seringkah Anda merasa cemburu terha­dap hal-hal yang terjadi sepanjang hari yang kelihatannya sepele dan tidak berarti apa-apa? Pelajaran apakah yang Anda peroleh. dari sana?

selasa 1 Maret

KECEMBURUAN SAUL TERHADAP DAUD: BAGIAN 1

Kisah klasik yang diakibatkan oleh kecemburuan dapat kita lihat dalam kisah Saul dan Daud. Saul adalah seorang raja, pemimpin bangsa. Dia memiliki segalanya, namun mulailah kecemburuan rnenguasainya dan kelihatan mengubah segala sesuatu dalam dirinya. Atau mungkinkah kecemburuan hanya mengeluarkan sesuatu yang sudah ada dalam diri Saul?

Apakah sikap awal Saul terhadap Daud? ISam. 18:1-5.

Tindakan Saul menunjukkan bahwa dia memiliki sikap yang positif terhadap Daud, di mana ia rnenempatkan Daud pada posisi tertinggi dalam pasukannya. Begitu pula melihat bagaimana sikap anaknya sendiri terhadap Daud, sangat jelas terlihat di sini bahwa Daud sangat dihormati.

Apakah yang mengubah sikap Saul? I Sam. 18:6-9. Mengapa sikap Saul boleh dikatakan sebagai respons normal dari seorang manusia?

Kisah selanjutnya dalam 1 Samuel 18 menunjukkan betapa merusaknya kecemburuan Saul terhadap Daud. Hal itu menuntunnya kepada segala usaha yang licik dan penuh tipu muslihat, namun tidak ada dari usahanya yang berhasil. Sebaliknya, semua hal yang ditakuti dalam diri Daud justru makin lama semakin terlihat nyata.

Kecemburuan menyebabkan serangkaian perasaan negatif: rendah diri, kebencian, kecurigaan, ketakutan, rasa bersalah dan kemarahan. Saul takut terha­dap Daud, seperti disinggung di beberapa ayat beberapa kali. Dia kemungkinan saja takut akan kehilangan posisi kerajaannya dan takut Daud menjadi pahlawan di Israel. Tetapi alasan utama ketakutannya adalah "karena Tuhan menyertai Daud dan telah meninggalkan Saul" (I Sam. 18:12, NIV).

Ditinggalkan oleh Allah merupakan alasan yang cukup untuk merasa takut. Tetapi ketakutan Saul justru bertambah saat menyadari bahwa "Tuhan menyer­tai Daud" (ay. 12, NIV). Saul tidak sanggup rnenempatkan diri dalam situasi se­perti pola pikir logis Gamaliel: "Jika ini bersumber dari manusia, maka itu akan gagal. Tetapi jika ini bersumber dari Allah, Anda tidak akan sanggup menghentikannya" (Kisah 5:38, 39, NIV). Ketika Tuhan memberkati orang, tidak ada alasan untuk menumbuhkan kecemburuan atau mencari cara untuk menghancurkannya. Allah akan tetap memberkati mereka.

Betapapun salah sikap yang ditunjukkan oleh Saul, mengapa begitu mudah untuk memahaminya? Apakah sikap yang Anda tunjukkan sege-ra setelah mengetahui bahwa seseorang merupakan ancaman bagi posisi Anda? Apakah Anda menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, atau Anda mulai merencanakan strategi untuk melawan balik?


rabu 2 Maret

KECEMBURUAN SAUL TERHADAP DAUD: BAGIAN II

Bacalah 1 Samuel 19. Cara apakah yang sedang ditempuh oleh Saul? Pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari sini?

Pada awalnya, Saul bekerja secara sembunyi-sembunyi dan diam-diam agar tidak terlihat sebagai ancaman bagi Daud. Ketika tidak berhasil, secara terbuka ia melakukan perencanaan pembunuhan bagi Daud. Sepertinya ia tidak menyadari tindakannya sejak awal, ia tidak pernah bermimpi akan melangkah terlalu jauh. Bagaimanapun juga, sekali pintu dibukakan bagi dosa, tidak ada dari antara kita yang dapat menyadari seberapa jauh dosa telah menjerumuskan kita.

Membunuh Daud menjadi satu obsesi baginya. Perasaan negatif Saul muncul saat wanita-wanita menari dan menyanyi untuk memuji Daud, dan akhirnya tiba pada percobaan pembunuhan atas hidupnya. Di pasal 18 dan 19 saja kita bisa temukan 8 usaha percobaan pembunuhan, baik yang diperintahkan oleh Saul maupun yang dia lakukan sendiri untuk membunuh Daud.

Kisah selanjutnya begitu menyedihkan, manakala segala sesuatunya menjadi buruk bagi hidup Saul. Saat kebencian dan kecemburuannya memuncak, kecurigaannya kepada Daud makin tidak masuk akal, ia terus berpikir untuk mem­bunuh Daud, dan menjadi takut terhadap orang-orang Filistin di sekitarnya. Ia membunuh 85 imam Tuhan dan banyak lagi laki-laki dan perempuan, anak-anak, serta bayi dan hewan ternak di Kota Nob dengan alasan bahwa mereka telah memihak kepada Daud (1 Sam. 22:17-19). Lihat ke mana Saul telah terseret!

Merasa ngeri karena serbuan orang Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apa yang harus dilakukan. Tetapi Saul telah melangkah terlalu jauh dari Allah, ka­rena terlalu sering mengabaikan nasihat Ilahi, ia tidak mendapatkan jawaban atas doanya. Akhirnya ia memilih untuk berkonsultasi dengan roh jahat melalui seorang ahli nujum, suatu praktik yang dia sendiri telah larang dengan keras. la bahkan sujud menyembah dengan wajah sampai ke tanah di hadapan roh jahat tersebut, yang saat itu menyerupai Samuel yang telah meninggal (1 Sam. 28:14). Inilah akhir hidupnya, karena esoknya ia dan putra-putranya kehilangan nyawa dalam pertempuran melawan Filistin (1 Sam. 31), seperti yang telah diamarkan oleh roh jahat tersebut, yang sesungguhnya adalah manifestasi Iblis.

Saul, dengan membiarkan kecemburuan mengakar dalam dirinya, mengikuti langkah menuju kemurtadan dan kebinasaan total. Lebih buruk lagi, dosanya membawa penderitaan bukan bagi dirinya saja tetapi seluruh keluarganya. Dosa itu cukup buruk kalau sudah melukai kita secara pribadi. Meskipun akibatnya yang merusak dan menyakitkan jarang bisa dilokalisasi. Dalam banyak kasus, segala kesalahan yang kita perbuat mengakibatkan dampak yang negatif pula.

Lihatlah semua kasus yang kita jumpai sejauh ini. Dalam setiap contoh, ke­cemburuan dan akibatnya memiliki konsekuensi di luar dugaan, kebanyakan ti­dak dapat diantisipasi oleh orang yang pertama mengekspresikan perasaan ini. Begitu pentingnya hal ini sehingga kita seharusnya meminta pertolongan anugerah Tuhan untuk mati bagi diri sendiri saat perasaan ini muncul di hati kita.


kamis 3 Maret

KECEMBURUAN TERHADAP YESUS

"la memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki" (Mat. 27:18, NKJV).

Bacalah dengan cepat 11 Pasal pertama di buku Matius, khususnya perhatikan apa yang telah dilakukan oleh Yesus. Kemudian bacalah Matius 12:14. Apakah yang telah dilakukan oleh Yesus yang menyebabkan para pemimpin bersikap sedemikian rupa? Apakah yang dinyatakan tindakan mereka itu tentang isi hati mereka? Saat Anda memikirkan jawaban Anda, pikirkanlah bagaimanakah Anda sendiri bersikap jika berada pada kondisi yang sama seperti para pemimpin tersebut?

Imam-imam dan pemimpin Yahudi sangat tahu jelas tentang penurutan hukum. Namun analisis mereka tentang kehidupan keagamaan terlalu sempit se­hingga mereka kehilangan pandangan tentang agama yang sesungguhnya. Yesus membawa pandangan yang segar tentang kesalehan, dan bangsa Israel (termasuk para pemimpin agama mereka) mendengar kabar baik tentang keselamatan. Gantinya bersyukur pada Yesus karena telah mengamarkan mereka akan kehancuran dan kebinasaan diri, mereka malah berusaha untuk membunuh-Nya.

Betapa sering orang rnernbiarkan diri mereka dibutakan oleh kecemburuan padahal seharusnya mereka sadar akan hal itu. Setelah semua yang dilakukan Yesus, mukjizat-mukjizat, penyembuhan, dan pengusiran Setan, sulit membayangkan seseorang meragukan-Nya sebagai sosok yang bukan dari Allah. Bukti yang ditunjukkan-Nya harusnya sudah sangat meyakinkan (Lihat Mat. 11:4, 5).

Kemungkinan mereka lebih prihatin terhadap kebutuhan mereka sendiri, banyak orang lebih terbuka kepada Yesus dibanding kebanyakan dari pemimpin-pemimpin agama yang ketakutan jangan-jangan Yesus mengubah situasi dan kondisi saat itu sehingga membahayakan posisi rnereka. Ajaran Yesus dalam berbagai macam cara begitu berbeda dengan mereka, dan pekabaran-Nya pun lebih menggugah sehingga mereka memiliki alasan yang baik untuk takut terhadap pengaruh-Nya. Sayang sekali, mereka lebih menjaga kekuasaan dan pengaruh diri sendiri daripada mendapatkan pengetahuan dan mengikuti kebenaran.

Kenyataan bahwa kecemburuanlah yang memotivasi mereka bukan lah suatu rahasia. Menurut Matius 27:18, bahkan Pilatus, pemimpin Romawi mengetahui motif mereka, hal itu terlihat begitu jelas. Sedihnya, pemimpin-pemimpin ini te­lah begitu dibutakan oleh kecemburuan mereka sehingga mereka berpikir sedang mempertahankan iman mereka dari seorang penipu yang berusaha menyesatkan banyak orang. Seandainya dengan rendah hati dan penuh iman mereka berserah kepada Tuhan gantinya membiarkan kecemburuan menguasai pemikiran mereka, tentunya mereka akan terhindar dari akibat tragis yang akan membawa mereka kepada kebinasaan kekal. Tentunya kita patut mengerti dengan jelas konteks ini, apa pun itu, untuk belajar dari kesalahan-kesalahan mereka.

jumat 4 Maret

PENDALAMAN:

"Setan tadinya adalah seorang malaikat yang dihormati di surga, setelah Kristus. Wajahnya, seperti kebanyakan malaikat surga lainnya, halus dan menggambarkan kebahagiaan. Dahinya lebar dan tinggi, menunjukkan inteligensia yang luar biasa. Bentuknya sempurna; tegas dan mulia. Tetapi ketika Allah berkata kepada Anak-Nya, 'Marilah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita,' Setan cemburu terhadap Yesus. Dia ingin dimintai saran tentang penciptaan manusia, dan karena tidak dilibatkan, dia dipenuhi dengan iri hati, kecemburuan dan kebencian. Dia sangat menginginkan untuk menerima tempat yang tinggi di surga sejajar dengan Allah."—E. G. White, Early Writings, hlm. 145.

"Salah satu cacat tabiat terbesar yang dimiliki oleh Saul adalah kecintaannya terhadap pemujaan diri. Sifat ini telah mempengaruhi seluruh tindakan dan pikirannya; semuanya ditandai dengan keinginannya akan pujian dan penghor-matan diri.... Adalah ambisi Saul untuk menjadi yang pertama dalam penilaian manusia; dan saat lagu pujian dikumandangkan, pikirannya diyakinkan bahwa Daud akan memenangkan hati banyak orang dan menggantikan posisinya sebagai raja. Saul membuka hatinya kepada roh kecemburuan sehingga jiwanya diracuni."—Ellen G. White, Patriarchs and Prophets, hlm. 650.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:

  1. Berapa banyakkah hal yang Anda miliki untuk disyukuri? Mengapa penting sekali untuk tetap mensyukuri hal-hal tersebut, daripada memikirkan masalah-masalah Anda?
  2. Dapatkah cemburu dikatakan baik,dan pernah digunakan sebagai mo­tif untuk meningkatkan diri? Pertahankan jawaban Anda.
  3. Pikirkanlah beberapa tokoh Alkitab yang menunjukkan kecemburuan pada pelajaran pekan ini: malaikat tertinggi di surga, raja Israel, dan para pemimpin agama Israel. Kesemuanya memiliki posisi yang tinggi; memiliki segalanya. Namun, mereka masih mengizinkan kecemburuan menguasai mereka dan menghasilkan malapetaka. Apakah yang diung-kapkan pada kita di sini tentang rnengapa kecemburuan sebenarnya merupakan masalah internal, masalah yang bersumber dari dalam hati, yang sebenarnya berlawanan dengan sesuatu yang muncul hanya dari kondisi luar? Mengapa seseorang yang memiliki banyak yang ditawarkan oleh dunia masih juga terpengaruh oleh sengatan kecemburuan?
  4. Ellen White menulis dalam kutipan di atas bahwa "cacat terbesar" da­lam tabiat Saul adalah kecintaannya pada pemujaan diri. Hanya dengan cacat yang 'kecil,' lihatlah apa yang terjadi. Apakah yang diungkap-kan di sini tentang bahayanya jika tidak berusaha mengalahkan tabi­at kita yang cacat sebelum hal itu justru menguasai kita? Janji Alkitab manakah yang Anda dapat tuntut untuk memberikan Anda harapan dan semangat bahwa kemenangan bisa diperoleh untuk mengalahkan tabiat yang cacat tersebut?

1 komentar: