SELAMAT DATANG! DI MESIAS , BULETIN GMAHK MERBABU

SELAMAT DATANG SAUDARA-SAUDARA YANG KEKASIH DI DALAM TUHAN! BLOG INI ADALAH BLOG GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH JEMAAT MERBABU
BLOG INI ADALAH REPRESENTASI DARI BULETIN GMAHK MERBABU YANG BERISI INFORMASI KESEHATAN, RENUNGAN, KESAKSIAN, INFORMASI UMUM, BERITA GEREJA DAN PEKABARAN TUHAN KEPADA ANDA SEMUA PARA PEMBACA!
SELAMAT MEMBACA DAN BAGIKAN KEMBALI KEPADA SAUDARA-SAUDARA YANG LAIN!
SEMOGA BLOG INI SEMAKIN MEMBANTU PEKERJAAN TUHAN MELALUI KITA HAMBA-HAMBANYA DI DUNIA INI. SAMBIL KITA MENANTIKAN KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI. HALELUYA. AMIN! TUHAN BESERTA KITA!

Senin, 07 Februari 2011

PELAJARAN SEKOLAH SABAT ONLINE / PELAJARAN 7 (5-11 FEBRUARI) - PENGAHARAPAN MENGALAHKAN DEPRESI

Pelajaran 7 *5-11 Februari 2011



Pengharapan Mengalahkan Depresi



sabat petang


UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACA: Mzm. 42; 31:10; 39:2-7; 32:1-5; 1 Yoh. 1:9; Mi 7:1-7; Why. 21:2-4.

AYAT HAFALAN: "TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan la menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya" (Mazmur 34:19).


Depresi, atau keputusasaan yang hebat sampai kepada titik lumpuh telah dialami sejak permulaan dosa. Sejumlah tokoh Alkitab mengalami gejala yang barangkali menyerupai kriteria depresi menurut diagnostik masa kini.

Perasaan tidak punya pengharapan adalah gejala depresi, dan pekabaran Al­kitab menawarkan kepada kita begitu banyak pengharapan sangat berbeda dengan yang ditawarkan oleh dunia sangat sedikit. Semua orang, kadang-kadang, menghadapi saat-saat keputusasaan yang amat sangat untuk beberapa alasan yang berbeda. Tidak heran, bahwa firman Allah penuh dengan janji-janjj yang dapat memberikan kepada semua kita, alasan-alasan untuk mengharapkan masa depan yang lebih baik, tidak peduli apa pun situasi kita, jika bukan di dunia ini maka secara pasti di dunia yang akan datang.

Tentu saja, ketika depresi bertambah hebat, adalah penting untuk mendapatkan pertolongan yang bersifat pribadi, jika mungkin. Tuhan dapat bekerja melalui orang-orang ini untuk menolong mereka yang membutuhkan penanganan khusus. Bagaimanapun juga, terlepas dari hubungan Anda dengan Tuhan, jika Anda sakit secara fisik maka Anda akan mencari pertolongan dari dokter atau para medis. Ini sama halnya dengan orang yang menderita depresi klinis berat, yang sering disebabkan oleh kecenderungan genetika dan ketidakseimbangan zat kimia di otak. Jadi, orang Kristen pun, pada saat-saat tertentu, membutuh­kan pertolongan para ahli.


* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 12 Februari.


minggu 6 Februari


JIWA YANG PUTUS ASA


Baca Mazmur 42. Adakah perasaan Anda berhubungan dengan apa yang dinyatakan dalam perikop ini? Harapan apakah yang ditawarkan?


Daud mengalami perubahan suasana hati yang serius pada banyak peristiwa karena penganiayaan yang tidak adil (misalnya, Saul dan musuh-musuh Israel). Sebagai tambahan, pelanggarannya terhadap perintah Allah mengakibatkan rasa bersalah yang dalam (Mzm. 51:4), dan rasa bersalah sering dikaitkan dengan depresi.

Ketika seorang melihat diri sendiri dengan cara yang negatif ("saya bisu"), melihat dunia dengan cara yang pesimis ("hidup ini selalu tidak adil"), dan menatap masa depan dengan tanpa harapan ("itu tidak akan pernah lebih baik"), peluang untuk depresi menjadi lebih tinggi. Sikap seperti ini disebut "cata­strophic thinking" atau "memikirkan bencana besar."

Orang Kristen mungkin memilih cara-cara alternatif untuk menafsirkan berbagai hal, suatu cara yang menggabungkan rencana dan pekabaran Allah ke dalam persamaan.


Pikirkanlah pilihan-pilihan berikut ini:

  • Bagaimanakah melihat pada diri sendiri? Anda diciptakan dilengkapi de­ngan citra Allah, untuk menguasai dan memelihara semua ciptaan (Kej. 1;26, 27). Citra Allah, walau sudah rusak, masih ada di dalam Anda. Melalui pengorbanan Yesus Kristus, menyelamatkan Anda dari kematian kekal dan memberi Anda hak istimewa—sebagai umat pilihan, imamat yang rajani, bangsa yang kudus (1 Petrus 2:9). Di hadapan Tuhan, Anda mempunyai harga yang tidak ternilai.
  • Dunia. Memang benar bahwa dunia ini telah busuk dan penuh dengan kejahatan.Namun pada waktu yang sama, ada juga yang benar, mulia, dan hal-hal yang patut dipuji (Flp. 4:8) untuk dipertimbangkan. Lebih jauh lagi, orang Kristen dapat mengerti eksistensi kejahatan tanpa perlu putus asa, sebagaimana mereka mengetahui awal keberadaannya dan nasib akhirnya.
  • Masa depan. Betapa indahnya masa depan yang disediakan bagi anak-anak Allah (Mzm. 37:39).
Kesedihan bukanlah dosa. Lihatlah betapa seringnya Yesus merasa se­dih. Kita tidak harus merasa bersalah hanya oleh karena merasa sedih atau depresi. Bagaimanapun juga, dalam beberapa kasus kita mempunyai alasan yang masuk akal untuk merasa terluka. Bagaimanakah Anda menggunakan kebenaran Alkitab di atas untuk menolong Anda mengatasi permasalahan apa pun yang Anda hadapi sekarang?



senin 7 Februari


AKIBAT KEPUTUSASAAN


"Seperti burung layang-layang demikianlah aku menciap-ciap, suaraku redup seperti suara merpati. Mataku habis menengadah ke atas, ya Tuhan, pemerasan terjadi kepadaku; jadilah jaminan bagiku!" (Yes. 38:14).

Gambaran Alkitab di atas memberikan kepastian tentang rasa sakit yang luar biasa yang dinyatakan oleh Hizkia dalam teriakannya yang keras. Ada perbedaan kultural dalam menyatakan tekanan emosional. Orang pada konteks tertentu walau menderita mereka hanya diam, menolak untuk mengadakan protes ataupun keluhan yang nyata atau dapat dilihat. Orang lain (seperti Hizkia) merintih dan meratap dalam menyatakan dukacita. Ada juga perbedaan pribadi; beberapa orang sanggup menghadapi kematian dengan lebih tenang daripada orang lain.

Gejala-gejala depresi secara umum didapati di dalam pribadi orang-orang yang menderita penyakit yang berkepanjangan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Hizkia menderita rasa sakit, dan hampir mati. la mengalami depre­si untuk waktu yang panjang sebagaimana digambarkan di dalam Yesaya 38.

Gejala depresi sangat menyakitkan sehingga banyak yang berusaha bunuh diri untuk mengakhiri pengalaman yang mengerikan ini. Nyatanya, lebih dari 10 persen pasien yang depresi secara klinis, bunuh diri. Jelas, bahwa depresi secara klinis merupakan hal yang serius, dan harus ditangani dengan cara yang khusus.

Gejala apakah yang dinyatakan dalam ayat berikut ini?

> Mzm. 31:10 ________________________

> Mzm. 77:3 ___________________________________

> Mzm. 102:4, 5 __________________________

> / Raj. 19:4 _____________________________


Depresi mengakibatkan beberapa hal yang menyakitkan: (a) perasaan sedih yang sangat dalam (dukacita), (b) kurangnya motivasi untuk melakukan apa pun, bahkan kegiatan yang dapat membuat bahagia, (c) berubahnya selera dan berkurang atau bertambahnya berat badan, (d) tidur terganggu, kurang tidur atau tidur berlebihan, (e) perasaan rendah diri, (f) daya nalar atau ingatan yang sangat rendah, (g) berpikir untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Beberapa orang hanya mengalami satu atau dua gejala, sementara yang lain bisa beberapa gejala untuk berbulan-bulan sampai peristiwa itu berakhir. Pada kasus yang lain, beban depresi itu sangat hebat dan harus disembuhkan dengan penanganan medis dan rohani.


Kita semua menderita rasa sedih dan putus asa dalam bentuk yang ber­beda, alasan dan waktu yang berbeda. Apakah yang membuat Anda jatuh, dan mengapa? Ingatlah peristiwa masa lalu ketika Allah menuntun kehidupanmu. Harapan dan dorongan apakah yang Anda peroleh dari mengingat tuntunan Tuhan? Mengapa penting mengingat kenangan itu?



selasa
8 Februari


BEBAS DARI TEKANAN


Baca Mazmur 39:2-7. Apakah yang terjadi ketika Daud tetap berdiam diri? Dan apakah hasil yang diperoleh ketika ia berbicara terus terang?


Seperti kebanyakan emosi yang kacau, depresi mengharuskan penderita berbi­cara tentang pergumulannya. Tindakan ini saja sudah dapat memberikan penyembuhan. Datang kepada Tuhan dengan doa yang tulus dan sungguh-sungguh merupakan jalan yang aman untuk membebaskan kita dari ketegangan dan sakit kejiwaan. Sering, banyak yang dibutuhkan, tetapi hal ini dapat menjadi awal yang baik.

Satu strategi dasar untuk mengatasi masalah depresi termasuk membicarakan kepada teman (atau ahli terapi) yang tahu bagaimana mendengar, bahkan sebaiknya, seorang yang tahu mengakses sumber-sumber yang lebih intensif, jika diperlukan. Ada efek menyembuhkan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan kata-kata. Anggota gereja dapat menyediakan satu hubungan yang amat baik untuk menolong orang yang putus asa, tetapi sering hal ini tidak cukup, khususnya ketika membutuhkan penanganan ahli. Meskipun demikian, adalah penting bagi setiap orang untuk melalui masa-masa yang sukar, dan orang yang patah semangat atau bahkan depresi perlu berbincang dengan seseorang yang mereka percayai. Kadang kala hanya sekadar berbicara kepada seseorang dapat membantu meringankan bebannya.


Baca Mazmur 55:18. Janji apakah yang terdapat di sana? Mengapa janji ini sangat berarti bagi kita?

Janji temu konselor, jika memungkinkan, boleh jadi tidak ada sampai minggu depannya, tetapi seperti Daud—yang belajar bagaimana mendapat pertolongan setiap jam dalam sehari atau setiap hari dalam sepekan—kita, juga, dapat menghadap Tuhan setiap waktu. Daud mengetahui bahwa Tuhan selalu mendengar suaranya, dan hal itu memberikan pengaruh yang sangat kuat kepadanya.

Bahkan para ahli psikologi sekuler juga merekomendasikan kepada klien mereka yang percaya kepada kuasa doa, supaya berdoa. Semua kita, bahkan yang tidak mengalami hal-hal seperti depresi yang sifatnya klinis, dapat berdoa kepada Allah untuk menolong kita merasa lebih baik. Tidak peduli siapa kita atau betapa dalamnya keputusasaan kita, mempunyai suatu hubungan dengan Allah dapat terus berlangsung untuk waktu yang lama, dan memberikan kepa­da kita harapan, keberanian dan penyembuhan.


Ellen G. White pernah menggambarkan doa sebagai "membuka hati ke­pada Allah sebagaimana kepada seorang sahabat"— Ellen G. White, Testimo­nies for the Church, jld. 4, him. 533. Jika doa tidak selalu menyelesaikan masa­lah kita, bagaimanakah doa menolong kita menghadapi masalah tersebut?




rabu 9 Februari


KEBUTUHAN AKAN PENGAMPUNAN


Bagaimanakah Daud memperoleh kebebasan dari penderitaannya? Mazmur 32:1-5; lihat juga I Yohanes 1:9. Bagaimanakah kita menemukan hal yang sama untuk diri kita sendiri?

Rasa bersalah yang diakibatkan oleh dosa-dosa yang tidak diampuni dapat menjadi sangat menyakitkan. Ekspresi yang digunakan Daud merupakan indikasi yang jelas, sakit hati. Mazmur 32 dan bagian yang lain dalam kitab Mazmur menunjukkan betapa Daud mengalami tekanan emosional yang bervariasi.

Bilamana kita bertemu dengan para penderita depresi, kita harus sangat berhati-hati jangan mempersalahkan mereka karena tidak mengakui dosa mereka! Jangan juga kita membuat kesimpulan bahwa mereka adalah orang yang jahat, dan itulah sebabnya mengapa mereka mengalami depresi. Sangat disayangkan bahwa banyak orang kelihatannya sanggup memberikan perhatian dan pengertian kepada mereka yang menderita satu penyakit organ tubuh, petunjuk pengobatan yang benar terhadap depresi, tetapi cenderung acuh tak acuh terhadap kekacauan mental dan emosi yang nyata melalui tindakan yang salah.

Edgar Alien Poe dalam bukunya "Tell-Tale Heart" mengacu pada kisah seorang yang melakukan pembunuhan dan menyembunyikan tubuh korban di lantai ruangan di mana pembunuhan di lakukan. Dia berharap untuk meninggalkan rasa bersalahnya dengan menyembunyikan tubuh korban, tetapi muncul perasaan bersalah yang sangat kuat dalam hatinya. Satu hari ia mendengar jantung sang korban berdetak; dan detakannya menjadi lebih keras. Kemudian menja­di jelas baginya bahwa hentakan itu bukan berasal dari kuburan di bawahnya tetapi ternyata dari dalam hatinya sendiri.

Pada waktu yang sama, juga, ada orang yang telah mengakui dosanya te­tapi masih menderita perasaan bersalah. Mereka selalu berpikir bahwa mereka tidak layak untuk pengampunan dan terus mengeluh dengan penderitaan yang mengerikan yang diakibatkan oleh dosanya, walaupun mereka telah mengakuinya, dengan iman, dan telah diampuni oleh Allah. Hal ini juga, dapat menjadi sumber terbesar tekanan emosional. Pada kasus tertentu, adalah penting untuk fokus pada janji kesembuhan dan penerimaan Allah, bahkan terhadap dosa-dosa yang sangat berat sekalipun. Kita tidak dapat lepas dari masa lalu; yang dapat kita lakukan ialah, oleh karunia Allah, kita berusaha untuk belajar dari kesalahan masa lalu kita, dan dalam keadaan yang bagaimanapun, memperbaiki kembali kesalahan yang pernah kita lakukan pada waktu yang lalu. Bagaimanapun juga, semua yang dapat kita lakukan ialah berserah kepada Allah dan memohon belas kasihan-Nya, kasih karunia-Nya, dan penyembuhan-Nya.


Banyak orang, telah mengakui dosanya, tetap bergumul dengan rasa takut yang menguasai mereka. Mengapa penting untuk mengakui dosa kita, bertanggung jawab atasnya, dan belajar untuk terus bergerak maju dan meninggalkan apa pun kesalahan yang telah kita lakukan?


kamis 10 Februari


PENGHARAPAN MENGALAHKAN KESUSAHAN


Apakah jalan keluar nabi terhadap masalah-masalah sehubungan dengan masyarakat sekitar dan antar pribadi? Mi. 7:1-7.

Nabi Mikha menggambarkan satu kebebasan amoral, perbuatan-perbuatan yang tidak pantas dan agresif, yang terjadi pada zamannya hanya di dalam enam ayat pertama. Penganiayaan dan berbagai macam tindakan kekerasan, kurangnya rasa hormat dan pertimbangan, korupsi, dan penipuan semuanya sudah ada sejak permulaan dosa. Kita semuanya melihat hal-hal itu bahkan sekarang ini. Ambil saja surat kabar hari ini, dan Anda bisa menjumpai hubungan langsung dengan kesengsaraan Israel pada waktu itu. Kekacauan sosiologi sangat menyakitkan ketika dialami oleh tetangga, sahabat, pasangan, anak, orangtua (Mi. 7:5, 6).

Hubungan antar pribadi yang rusak mengakibatkan banyak stres, dan diser-ai dengan depresi. Dengan jelas Nabi Mikha menyatakan (ay. 7), unsur yang menentukan untuk tetap bertahan di tengah krisis ialah pengharapan.

Pengharapan penting bagi kita untuk menjalani kehidupan ini dengan kesehatan mental yang baik. Pengharapan harus tetap hidup bahkan bagi orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan—dalam mencari pekerjaan orang muda ha­rus percaya bahwa dia akan mendapat pekerjaan, seorang pelancong yang sesat berharap untuk mendapat jalan pulang, dan para investor yang telah kehilangan uang (dalam berinvestasi) percaya akan ada waktu yang lebih baik. Hidup de­ngan tanpa harapan menuntun kepada kehampaan dan kematian.

Ketika seorang ahli filsafat dan penyair Dante Alighieri (1265-1321 A.D.) mencoba untuk menggambarkan neraka dalam komedinya yang disebut sebagai Divine Comedy, ia mengimpikan suatu tanda besar di pintu masuk berkata: "Tinggalkanlah semua harapan, Anda yang masuk di sini!" Kemungkinan harapan yang terburuk ialah mencabut harapan seseorang. Jenis harapan yang dinyatakan di dalam Alkitab lebih daripada sekadar harapan yang positif. Hal itu meliputi satu solusi akhir yang sempurna didasarkan pada penebusan melalui Yesus Kristus. "Pengharapan menyenangkan" yang bersejarah dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh haruslah menjadi titik utama dari kehidupan kita. Berharap akan kembalinya Yesus untuk menolong kita memperoleh pandangan melampaui hal-hal yang tidak menyenangkan yang ada di sekitar kita dan mengizinkan kita untuk menatap kepada kekekalan dengan penuh keyakinan.


Lihatlah pada janji-janji ini. Pengharapan apakah yang ditawarkan kepada kita? Yes. 65:17; 2 Ptr. 3:13; Why. 21:2-4. Mengapa, dalam satu pe-ngertian, ini adalah harapan satu-satunya untuk kita semua?

Visi iman dalam ciptaan baru dapat menenteramkan jiwa yang menderita. Seperti seorang wanita setelah melahirkan anaknya segera "melupakan penderitaannya" (Yoh. 16:21), demikian juga dengan jiwa yang mengalami kesusahan, oleh kasih karunia Allah, memperoleh pengharapan dengan memandang Allah yang sangat peduli yang menjanjikan kepada kita dunia baru tanpa ada hal-hal yang membawa kesedihan dan dukacita seperti dunia sekarang ini.




jumat 11 Februari


PENDALAMAN: Baca dan bayangkan peristiwa yang terjadi dalam Matius 26:36-43. Yesus sedang mengalami satu perasaan sedih dan "seperti mau mati rasanya" (ay. 38). Bayangkan betapa ngerinya yang dialami oleh Yesus, dengan kurangnya dukungan sosial dan pengkhianatan yang dilakukan oleh murid-Nya, nampak terpisah dari Allah, dan menanggung kesalahan semua manusia. Penderitaan-Nya melebihi tekanan apa pun sehingga la merasa ingin mati saja.

"Tetapi ketika la mendekati Getsemani, la terdiam dengan perasaan aneh. la sudah sering mengunjungi tempat ini untuk merenung dan berdoa, tetapi tidak pernah dengan hati yang penuh kesusahan sebagaimana pada malam sengsara-Nya yang terakhir ini. Selama hidup-Nya di dunia la telah berjalan dalam terang hadirat Allah. Ketika dalam pertentangan dengan manusia yang diilhami oleh roh Setan, la dapat mengatakan 'Dan la, yang telah mengutus Aku, la menyertai Aku. la tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya' Yohanes 8:29. Tetapi sekarang tampaknya la terpisah dari terang hadirat Allah yang memberi kekuatan. Sekarang la termasuk di antara para pelanggar. Kesalahan manusia yang telah jatuh harus ditanggung-Nya. Di atasnya yang tidak pernah berdosa harus diletakkan kesalahan kita semua. Sangatlah mengerikan dosa itu pada pemandangan-Nya, sangatlah berat kesalahan yang harus ditanggung-Nya, sehingga la tergoda untuk takut bahwa hal itu akan memisahkan-Nya selama-lamanya dari kasih Bapa-Nya. Karena merasa betapa hebatnya murka Allah terhadap pelanggaran, la berseru, 'Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.'"—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, him. 327, 328.


PERTANYAAN UNTUK D1SKUSI:

  • Peran besar apakah yang dapat dimiliki oleh anggota jemaat Anda da­lam menolong mereka yang mengalami depresi atau tekanan emosional dengan berbagai alasan? Apa pun sumber-sumber Anda, tidak peduli berapa terbatasnya sumber-sumber itu, apakah lagi yang dapat Anda lakukan untuk menolong mereka yang membutuhkan?
  • Bagaimanakah Anda menolong seorang yang suka berdoa, menasihati, mencintai Allah dan yang percaya kepada-Nya namun masih saja me­rasa diliputi kesedihan, walaupun mereka tidak mengerti mengapa? Bagaimanakah Anda menolong mereka bukan untuk membuat iman mereka menjadi kendur tetapi agar mereka tetap berpegang teguh pada janji yang diberikan di dalam Firman?
  • Salah satu kesalahan terbesar ialah mempercayai bahwa mereka yang murung, sangat depresi, sangat tidak berpengharapan, itu berarti Al­lah telah meninggalkan mereka. Mengapa itu tidak benar? Apakah tokoh Alkitab (seperti Elia, Yeremia di penjara, Yohanes Pembaptis di penjara, Yesus di Taman Getsemani) dapat Anda tunjukkan semua ini kepada mereka untuk meyakinkan bahwa kesedihan, ketakutan, dan keputusasaan tidak berarti bahwa Allah telah menolak mereka? Bagai­manakah Anda dapat menolong mereka untuk belajar bahwa perasaan bukanlah barometer yang baik bagi iman?




1 komentar: