SELAMAT DATANG! DI MESIAS , BULETIN GMAHK MERBABU

SELAMAT DATANG SAUDARA-SAUDARA YANG KEKASIH DI DALAM TUHAN! BLOG INI ADALAH BLOG GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH JEMAAT MERBABU
BLOG INI ADALAH REPRESENTASI DARI BULETIN GMAHK MERBABU YANG BERISI INFORMASI KESEHATAN, RENUNGAN, KESAKSIAN, INFORMASI UMUM, BERITA GEREJA DAN PEKABARAN TUHAN KEPADA ANDA SEMUA PARA PEMBACA!
SELAMAT MEMBACA DAN BAGIKAN KEMBALI KEPADA SAUDARA-SAUDARA YANG LAIN!
SEMOGA BLOG INI SEMAKIN MEMBANTU PEKERJAAN TUHAN MELALUI KITA HAMBA-HAMBANYA DI DUNIA INI. SAMBIL KITA MENANTIKAN KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI. HALELUYA. AMIN! TUHAN BESERTA KITA!

Selasa, 15 Februari 2011

PELAJARAN SEKOLAH SABAT ONLINE / PELAJARAN 8 (12-18 FEBRUARI) - KETAHANAN

Pelajaran 8 *12-18 Februari 2011

KETAHANAN

Sabat petang


BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI :Ayub 19:25; Yakobus5:10, 11; Rut 1; Ester 2; 2 Kor. 11:23-28; Flp. 4:11-13.


AYAT HAFALAN: "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan keku-atan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bum! berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya" (Mzm. 46:2-4, NIV).


Ketahanan adalah proses menghadapi kesulitan, trauma, tragedi, ancaman-mcaman, atau stres yang hebat dan "bangun-kembali" dengan sukses anpa harus dipengaruhi secara negatif oleh pengalaman tersebut.


Konsep ini ternyata mendapatkan perhatian tambahan karena memang penting untuk memiliki ketahanan yang cukup dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Lagipula, siapakah di antara kita yang tidak pernah menghadapi tekanan-tekanan berat dalam hidup ini dalam berbagai bentuk? Pertanyaannya adalah, bagaimanakah kita dapat bertahan menghadapi apa yang terjadi tanpa harus dihancurkan secara emosional dalam proses itu.

Di tahun 1960, Victor dan Mildred Goertzel menulis tentang “Tingkatan Ketenaran” yang menceritakan tentang analisis biografi lebih dari 700 tokoh yang telah mengalami masa kecil yang sulit dan susah (rumah tangga yang berantakan, kegagalan finansial, cacat fisik dan mental, dan lain-lain) namun mendapatkan sukses yang luar biasa. Buku tersebut telah direvisi pada tahun 2004.


Alkitab juga mengungkapkan orang-orang yang telah menghadapi penderitaan namun melalui kemurahan Allah, kembali kuat dan mengalahkan masalah-masalah mereka. Meskipun keadaan dan lingkungan mereka sulit dan bahkan mereka memiliki kelemahan dalam karakter, namun mereka tetap dapat digunakan Allah karena mereka memiliki ketahanan untuk maju terus, meski berada dalam situasi yang sangat sukar.


*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 19 Februari.



Minggu 13 Februari


KESABARAN AYUB


Bacalah Yakobus 5:10,11. Apakah yang dimiliki oleh Ayub sehingga ia bisa menjadi contoh untuk ditiru? Lihat juga Ayub 1-3.


Seorang wanita yang sedang menjalani konseling untuk memulihkan dirinya dari krisis yang serius, menceritakan kepada teman-temannya bahwa sebuah ide yang disampaikan oleh konselornya merupakan kunci keberhasilan dari pemulihannya. "Apa yang paling banyak menolong saya," katanya, "adalah ia bersikeras mengatakan bahwa penderitaan saya akan berakhir. 'Kelihatannya gelap dan tak berakhir sekarang,' sang konselor biasa mengucapkan ini, 'tetapi itu tidak akan berlangsung lama.' Pola pikir inilah yang menolong saya mendapatkan ketahanan." Dengan kata lain, sang konselor menolong wanita itu mempertahankan pengharapannya tetap hidup.


Bagaimanakah kita bisa bertumbuh dalam kesabaran? George Goodman dari Inggris pernah menerima seorang pria muda yang membutuhkan doa. Dia mengungkapkan kebutuhannya secara langsung dengan berkata: "Tuan Goodman, saya berharap tuan mau berdoa buat saya sehingga saya memiliki kesabaran."

Tuan Goodman merespons: "Baiklah, saya akan berdoa untukmu agar engkau mengalami kesengsaraan."

"Oh, bukan tuan," jawab orang muda itu, "saya meminta kesabaran."

"Saya mengerti," kata Tuan Goodman, "dan Saya akan berdoa untukmu agar engkau mengalami kesengsaraan." Guru Alkitab itu kemudian membuka Alkitabnya dan membaca Roma 5:3 kepada pria muda yang terkejut itu: "Dan bu­kan itu saja, tetapi kita malah bermegah dalam kesengsaraan juga, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menghasilkan kesabaran" (KJV).

Kisah Ayub mengajarkan tentang contoh yang nyata akan sebuah ketahanan. Pada permulaan hidupnya, Ayub telah mengerti bahwa Allah adalah pemurah dan benar. Dia tidak mengerti penyebab penderitaannya; dia tidak mendapat bantuan dari istrinya; ia kehilangan anak-anaknya dan kekayaannya; dan ia terkena penyakit yang mengerikan. Namun, di balik semua yang dialaminya, ia tidak kehilangan imannya kepada Allah dan bertahan sampai tragedi itu berakhir.


Bacalah Ayub 19:25. Pengharapan apakah yang membuat Ayub berta­han? Bagaimanakah kita bisa belajar lebih baik untuk bergantung pada pengharapan tersebut dalam konteks penderitaan kita sendiri? Pikirkan saat di mana Anda melewati suatu pengalaman buruk. Pengharapan apakah yang membuat Anda bertahan? Perkataan apakah yang diucapkan yang menolong Anda? Sebaliknya, perkataan apakah yang membuat Anda putus asa? Manakah yang sangat tidak menolong atau bahkan menyakiti? Apakah yang Anda pelajari yang akan menyanggupkan Anda menjadi lebih baik dalam menolong orang lain yang sedang mengalami kesengsaraan sekarang?



Senin 14 Februari


YUSUF DALAM PENAWANAN

Bacalah Kejadian 37:19-28 dan Kejadian 39:12-20 dan cobalah menempatkan diri Anda dalam posisi Yusuf. Bayangkan betapa putus asa dia seharusnya. Pikirkan potensi kemarahan dan kepahitan hidup yang sewajarnya dialaminya. Meskipun Alkitab tidak menceritakan secara rinci tentang emosinya, tidak sulit untuk membayangkan penderitaan yang ia alami akibat pengkhianatan itu.


Meskipun demikian, Yusuf berpaling kepada Allah, pada akhirnya, sesuatu yang baik pun muncul. Setelah dijual oleh saudara-saudaranya, Yusuf justru mengalami pertobatan dan hubungan yang semakin dekat dengan Allahnya.


"Ia telah diberitahu tentang janji-janji Tuhan kepada Yakub, dan bagaimana janji-janji tersebut digenapi, di mana pada saat dibutuhkan, malaikat-malaikat Allah datang dan memberikan instruksi, menghibur dan melindunginya. Dan ia telah belajar tentang kasih Allah dalam menyediakan seorang penebus bagi manusia. Sekarang, semua pelajaran yang berharga ini dinyatakan secara jelas di hadapannya. Yusuf percaya bahwa Allah nenek moyangnya akan menjadi Allahnya juga. Dan selanjutnya la menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan."—Ellen G. White, Patriarchs and Prophets, him. 213, 214.


Ketika ia dijebloskan ke dalam penjara secara tidak adil, pengalamannya tersebut justru membuka jalan hidupnya berhadapan dengan Firaun untuk menyelesaikan misinya menyelamatkan banyak jiwa dan bangsanya sendiri.


Apakah yang diungkapkan oleh ayat-ayat berikut tentang bagaimana situasi yang buruk bisa berubah menjadi baik?

Roma 5:3-5_____________________

2 Kor. 1:3, 4__________________

2 Kor. 1:8, 9__________________________________

•2 Tim. 1:11, 12


Allah tidak menginginkan kita mengalami penderitaan yang tidak perlu. Terbukti, bahwa lingkungan yang Yesus telah sediakan bagi kita di surga adalah tempat yang tidak ada penderitaan dan ratap tangis (Why. 21:4). Tetapi, saat kita menunggu janji tersebut digenapi, perasaan sakit merupakan jalan kecil untuk memperoleh beberapa pelajaran berharga. Pembentukan karakter, empati, kerendahan hati, pemuridan, pengertian untuk membedakan yang baik dan jahat—ini adalah beberapa hal yang bisa kita pelajari. Meskipun agak sulit untuk memikirkan manfaat dari penderitaan, apalagi di tengah-tengah pencobaan, tetapi kita bisa meminta kekuatan dari Allah untuk melewati kesulitan-kesulitan itu.


Pernahkah Anda mengalami kesusahan yang pada akhirnya menghasilkan kebaikan, dan keuntungan? Bagaimanakah hal ini menolong Anda untuk belajar percaya kepada Tuhan dalam segala penderitaan, meskipun mungkin tidak ada sesuatu yang baik akan dihasilkan?



Selasa 15 Februari


NAOMI

Apakah kemalangan-kemalangan yang dialami oleh Naomi? Rut 1:


Meninggalkan daerah sendiri untuk pindah ke negeri asing selalu menakutkan, terutama kalau alasan pindah adalah kebutuhan untuk bertahan hidup. Bala kelaparan di Yehuda memaksa Elimelekh, Naomi dan kedua putra mereka untuk pindah ke Moab, suatu daerah pertanian di mana mereka dapat memperoleh makanan. Suku Moab adalah bangsa penyembah berhala (Hak. 10:6) di mana kebiasaan mereka sangat berbeda dengan kepercayaan orang Yahudi. Hal ini akan menyebabkan masalah yang cukup signifikan bagi pendatang baru. Suatu ketika, setelah menyesuaikan diri di tempat yang baru, suami Naomi pun meninggal. Ibu dan kedua putra ini pun mendapati diri mereka berada di negeri asing, dengan kondisi dan status yang telah berubah menjadi seorang janda dan anak yatim, tanpa perlindungan dan cenderung mendapatkan rasa malu di hadapan orang lain.


Kemudian putra-putra Naomi, Mahlon dan Kilyon pun menikahi wanita setempat. Kenyataan ini mungkin akan membawa konflik dalam keluarga, paling tidak pada masa-masa awal, karena perbedaan agama yang signifikan. Meskipun hukum tidak melarang secara spesifik pernikahan antara suku Yahudi dan Moab, telah ditetapkan bahwa suku Moab atau keturunan mereka tidak dapat bergabung dengan jemaat Tuhan sampai 10 generasi kemudian (Ulangan 23:3).

Akhirnya, Mahlon dan Kilyon, yang nama mereka berarti "penyakit" dan "pemborosan," satu persatu meninggal. Sulit membayangkan bertambahnya situasi tragis dalam kehidupan Naomi—tidak ada seorang pun dari keluarga dekatnya yang hidup, dan sanak familinya yang lain tinggal sangat jauh di Bethlehem.


Apakah titik balik kehidupan Naomi? Bagaimana kali Allah memperbaiki penderitaan dan kesengsaraan Naomi? Rut 1:16-18; 4:13-17.


Pada saat kesusahan terberat dialami Naomi, anak mantunya Rut muncul sebagai utusan Allah untuk memberikan dukungan emosional. Pastilah Naomi seorang wanita yang luar biasa yang telah memberikan inspirasi bagi kedua menantunya, khususnya Rut, yang telah menerima Allah Israel dan telah memutuskan dengan teguh untuk memelihara ibunya seumur hidupnya di tanah yang secara historis adalah musuh bangsanya.

Pasal 2 sampai 4 mengungkapkan keberhasilan yang indah dari peristiwa yang berakhir dalam keluarga yang berbahagia ini. Naomi meninggalkan di belakangnya penderitaan yang tak terungkapkan dan hidup untuk menyaksikan pernikahan Rut dan Boaz dan kelahiran Obed cucunya, ayah Isai, ayah Daud.


Meskipun perlu untuk percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan menyerahkan segalanya kepada-Nya, di saat tertentu kita pun butuh pertolongan manusia. Kapankah terakhirAnda benar-benar membutuhkan pertolong­an seorang teman? Apakah yang Anda dapatkan dari pengalaman itu?




Rabu 16 Februari


HARI-HARI ESTER YANG PENUH DENGAN STRES


Apakah kesulitan, pergumulan dan tekanan yang dialami oleh Ester?

Ester 2:6, 7_______________________________

Ester 2:10____________________________________

Ester 2:21, 22__________________________________

Ester 4:4-17____________________________________

Ester 7:3, 4; 8:3____________.___________________


Sejak awal hidupnya, Ester telah menjadi seorang yatim piatu. Meskipun ia telah diadopsi oleh saudara sepupunya Mordekhai, pengalaman tidak memiliki orangtua sejak kecil adalah aib yang paling sulit untuk ditanggungnya. Teta­pi terlepas dari pengalaman ini, Ester bertumbuh menjadi seorang perempuan muda yang tenang, tekun, dan cantik perawakannya.

Setelah ia menjadi ratu, Ester tidak mengungkapkan latar belakang keluarga dan negeri asalnya. Ini adalah tantangan yang berat baginya. Dikelilingi oleh makanan yang berlimpah, kemewahan, dan praktik hidup dalam istana, Ester mencoba untuk menjaga identitas diri dan imannya. Lagipula, risiko jika dikenali sebagai anggota keluarga bangsa Yahudi adalah jelas, dan konsekuensi dari menyembunyikan identitasnya tidak pasti.


Belum lagi Ester harus menyampaikan berita buruk kepada raja tentang beberapa staf dari pegawainya yang mencoba berkonspirasi untuk membunuh raja. Ini bukanlah satu tugas yang mudah karena, jika rencana pembunuhan tersebut tidak benar dan tidak bisa dibuktikan, Ester dan sepupunya akan dipersalahkan karena memulai gosip di istana, dan siapa bisa menerka akibatnya?


Tetapi tugas terberat yang diberikan kepadanya adalah merupakan satu-satu-nya rencana untuk menyelamatkan bangsanya. Mordekhai memintanya untuk mewakili bangsa Yahudi, suatu hal yang tidak dapat dilakukan tanpa mengorbankan hidupnya. Ketika ia masih ragu, sepupunya masih menambahkan tekan­an padanya: "Jika engkau tetap diam saat ini, maka pertolongan dan kelepasan bagi orang Yahudi akan datang dari tempat lain, tetapi engkau dan keluarga ayahmu akan binasa" (Ester 4:14, NIV). Berbicara tentang stres!


Akhirnya ia menghadap raja, sambil menyadari bahwa tindakannya akan berisiko fatal baginya yaitu, kematian. Meskipun situasinya saat itu sangat berbahaya bagi wanita muda ini, ternyata semua berjalan dengan baik dan berhasil.


Kita semua, seperti Ester, dilahirkan dalam situasi yang tidak kita ciptakan. Apakah latar belakang Anda? Hal-hal apakah yang terjadi pada Anda, baik atau buruk yang tidak pernah Anda harapkan? Bagaimanakah Anda dapat belajar untuk menghargai yang baik yang diberikan pada Anda dan mengatasi yang hai-hal yang buruk?



Kamis 17 Februari


RAHASIA KEPUASAN


Paulus dilahirkan dan dibesarkan di Tarsus dan dilahirkan dalam keluarga Ibrani dari suku Benyamin. Dia memperoleh kewarganegaraan Roma melalui ayahnya, seorang warganegara kerajaan Romawi. Dia menjadi orang Farisi, sebuah kelompok yang sungguh-sungguh menghormati hukum (Taurat) dan tradisi lisan (Misnah). Dengan latar belakang inilah, dia benar-benar menikmati keuntungan-keuntungan sosial dan status agamanya.


Namun, ketika Paulus menyambut panggilan Yesus, segala sesuatunya berubah drastis. Gantinya menjadi seorang penganiaya, justru ia menjadi target penganiayaan yang radikal dari bangsanya sendiri dan kemudian dari bangsa Romawi. la menderita kesengsaraan selama tiga dasawarsa (30 tahun) dan dihukum mati setelah dipenjarakan di Roma.

Bacalah 2 Korintus 11:23-28, yang menggambarkan daftar penderitaan yang dialami Paulus. Kemudian baca Filipi 4:11-13. Setelah banyak men­derita, kemajuan apakah yang dialami oleh Paulus dalam hidupnya? Pelajaran apakah yang bisa kita dapat dari pengalamannya di tengah pergumulan-pergumulan yang kita alami sendiri?


Kepuasan hati adalah sebuah komponen yang sangat penting dari kebahagiaan dan psikologis seluruh makhluk hidup. Merasa puas akan dialami oleh seseorang yang melihat segala sesuatu dari sisi positif, mereka yang melihat masa lalu dengan menerima kenyataan hidup dan memandang ke masa depan dengan penuh pengharapan. Yang cukup menarik adalah, memiliki 'segalanya' tidak menjamin seseorang mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan. Bagi sebagian orang, tidak peduli apa yang mereka miliki, mereka tidak pernah merasa cukup. Sementara yang lain, yang memiliki sedikit, justru merasa puas. Menurut saudara, di manakah letak perbedaannya?


Salah satu definisi 'inteligensi' adalah kesanggupan beradaptasi terhadap situasi-situasi yang baru. Ini berarti, hidup di tempat-tempat yang baru, berhubungan dengan orang-orang baru, dan tentunya mengalami kondisi sosial dan ekonomi yang baru. Kesanggupan Paulus bukanlah suatu pembawaan yang diturunkan, karena ia jelas berkata: "Aku telah belajar menjadi puas" (Flp. 4:12, N1V). Ini bukanlah kapasitas di mana seseorang dapat memilikinya atau yang lain tidak. Penyesuaian diri dan kepuasan hati menerima segala keadaan adalah suatu proses yang dipelajari seiring berjalannya waktu dan melalui latihan.


Ayat 13 memberikan kunci utama dari ketahanan Paulus. Bukan hanya ia dapat merasa puas dengan sedikit atau banyaknya materi yang dimiliki. Dia dapat melakukan apa pun dan segalanya di dalam Yesus Kristus.


Seberapa puaskah Anda? Seberapa seringkah Anda diombangambingkan dan menjadi korban situasi? Cara-cara apakah yang saudara bisa gunakan untuk belajar merasa 'puas dalam segala keadaan' (ayat 11, NIV)?


Jumat 18 Februari


PENDALAMAN: "Kuasa-kuasa kegelapan mengelilingi jiwa dan menutupi Yesus dari pandangan kita, dan saat itu kita hanya dapat menunggu dalam pen­deritaan dan kegentaran sampai awan gelap tersebut lalu dari pandangan kita. Situasi-situasi seperti ini terkadang mengerikan. Pengharapan terlihat gagal, keputusasaan melingkupi kita. Pada saat mengerikan inilah1 kita harus belajar percaya, dan bergantung sepenuhnya kepada jasa penebusan, dan dalam ketidakberdayaan dan ketidaklayakan kita, marilah kita menyerahkan diri kita sepenuh­nya kepada Juruselamat kita yang telah disalibkan dan dibangkitkan. Kita tidak akan pernah binasa apabila kita melakukan hal ini—tidak pernah! Ketika cahaya menyinari langkah kaki kita, bukanlah suatu hal yang hebat menjadi kuat dalam kekuatan kasih karunia. Tetapi untuk menunggu dengan sabar dalam pengharapan ketika awan kelam menyelimuti kita dan semuanya gelap, membutuhkan iman dan penyerahan sehingga semua kehendak kita tenggelam dalam kehendak Allah. Kita terlalu cepat berkecil hati, dan berseru dengan sungguh-sungguh agar penderitaan itu segera berlalu dari kehidupan kita, ketika kita seharusnya memohon kesabaran untuk bertahan serta kasih karunia untuk menang dalam menghadapinya."—Ellen G. White, God's Amazing Grace, hlm. 114.


PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:

  • Sebagian orang berhasil mengatasi kesukaran sementara yang lain malah tertekan dan tenggelam dalam masalah. Menurut saudara di manakah letak perbedaannya?
  • Cobalah renungkan pertanyaan seputar penderitaan dan tragedi yang kelihatannya tidak memberi harapan untuk akhir yang membahagiakan. Apakah yang menyebabkannya? Dan bagaimanakah kita dapat menghubungkannya dengan iman kita dan janji-janji Allah?
  • Pada kalimat ketiga dari kutipan di atas ("pada saat mengerikan inilah kita harus../1), apakah yang ingin diungkapkan oleh Ellen G. White pada kita? Di manakaharah yang ia tunjukkan bagi pengharapan kita? Mengapa, pada akhirnya, Injillah satu-satunya pengharapan kita, tragedi apa pun juga yang menimpa kita sekarang?
  • Bagaimanakah Anda dapat menerapkan secara praktis nasihat Petrus dalam 1 Petrus 4:12,13? Adalah lumrah untuk tetap bertahan dan setia di tengah penderitaan, tetapi bagaimanakah melakukan seperti yang dikatakan Petrus? Mungkinkah untuk bersukacita dalam penderitaan?
  • Andaikan Anda sedang bersama seseorang yang sedang dalam situasi yang sangat sulit, di mana kelihatannya tidak ada jalan keluar terhadap situasi tersebut secara manusiawi. Lalu, Anda hanya memiliki waktu 5 menit yang sangat singkat dengan orang tersebut. Dalam waktu beberapa menit tersebut, apakah kira-kira yang akan Anda katakan kepada orang tersebut untuk memberi pengharapan kepadanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar