SELAMAT DATANG! DI MESIAS , BULETIN GMAHK MERBABU

SELAMAT DATANG SAUDARA-SAUDARA YANG KEKASIH DI DALAM TUHAN! BLOG INI ADALAH BLOG GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH JEMAAT MERBABU
BLOG INI ADALAH REPRESENTASI DARI BULETIN GMAHK MERBABU YANG BERISI INFORMASI KESEHATAN, RENUNGAN, KESAKSIAN, INFORMASI UMUM, BERITA GEREJA DAN PEKABARAN TUHAN KEPADA ANDA SEMUA PARA PEMBACA!
SELAMAT MEMBACA DAN BAGIKAN KEMBALI KEPADA SAUDARA-SAUDARA YANG LAIN!
SEMOGA BLOG INI SEMAKIN MEMBANTU PEKERJAAN TUHAN MELALUI KITA HAMBA-HAMBANYA DI DUNIA INI. SAMBIL KITA MENANTIKAN KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI. HALELUYA. AMIN! TUHAN BESERTA KITA!

Kamis, 17 Maret 2011

Kisah Inspirasi: Apakah engkau mengasihi Pasanganmu?


Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit, istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih dari 32 tahun. Mereka dikarunia empat orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama dua tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi. Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.


Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah. Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk Ibunya. Karena setelah menikah, mereka sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan Ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu ,semua anaknya berhasil. Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat Ibu semenjak kami kecil melihat Bapak merawat Ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir Bapak. Bahkan Bapak tidak ijinkan kami menjaga Ibu". Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katannya "sudah yg ke empat kalinya kami mengijinkan Bapak menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya, kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat Bapak, kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baik secara bergantian ..." Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka." Anak-anakku, Jikalau perkawinan & hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin Bapak akan menikah ,tapi ketahuilah dengan adanya Ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian." Sejenak kerongkongannya tersekat. "Kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya Ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dengan keadaannya sekarang, kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit?" Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata Ibu Suyatno, dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.



Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat sendiri Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa, disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita. "Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya empat orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit."



Mampukah kita mengasihi pasangan kita sampai akhir hayat kita?


Mari renungkan bersama!


Tuhan memberkati kita!

Rabu, 16 Maret 2011

RENUNGAN FIRMAN TUHAN MELALUI ROH NUBUAT

Who Caused Disaster ? God or Satan?

Siapa yang Menyebabkan Bencana? Tuhan atau Setan?

Melalui Spiritualisme, Setan tampak seperti pemberi berkat kepada umat manusia, menyembuhkan penyakit manusia itu, dan mengaku akan memberikan suatu sistem kepercayaan agama yang baru dan yang lebih tinggi, tetapi pada waktu yang sama ia bertindak sebagai perusak. Pencobaannya menuntun orang banyak kepada kehancuran. Sifat tidak bisa mengendalikan diri merendahkan pertimbangan, pemanjaan hawa nafsu, menimbulkan perselisihan dan pertumpahan darah. Setan menyenangi peperangan, karena peperangan menimbulkan perasaan-perasaan paling buruk dalam jiwa, dan kemudian menggiring ke kebinasaan korban-korbannya yang telah berlumuran kejahatan dan darah. Tujuannya adalah menghasut bangsa-bangsa untuk berperang satu sama lain, karena dengan demikian ia dapat mengalihkan pikiran manusia untuk persiapan berdiri pada hari Allah. Setan bekerja melalui unsur-unsur alam untuk mengumpulkan tuaiannya, yaitu jiwa-jiwa yang tidak bersedia. Ia telah mempelajari rahasia laboratorium-laboratorium alam, dan ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengendalikan unsur-unsur alam itu sejauh yang diizinkan Allah. Waktu ia diizinkan menyiksa Ayub, betapa cepatnya kawanan kambing domba dan ternaknya, hamba-hambanya, rumah-rumahnya, anak-anaknya disapu bersih, suatu musibah menyusul musibah yang lainnya dalam sekejap saja. Allahlah yang melindungi makhluk citaan-Nya, dan memagarinya dari kuasa perusak itu. Tetapi dunia Kristen telah menunjukkan penghinaan kepada hukum Yehovah, dan Tuhan akan melakukan apa yang telah dinyatakan-Nya untuk dilakukan, -- Ia akan menarik berkat-berkat-Nya dari dunia ini, dan mengangkat perlindungan-Nya dari mereka yang memberontak terhadap hukum-Nya. dan yang mengajar dan memaksa orang-orang lain untuk berbuat yang sama. Setan mengendalikan semua orang yang tidak dilindungi Allah secara khusus. Sebagian dibuatnya senang dan diberinya kemakmuran agar dapat melanjutkan rencana-rencananya, dan ia akan mendatangkan kesusahan kepada yang lain-lain, dan menuntun orang untuk mempercayai bahwa Allahlah yang membuat mereka menderita.

Sementara tampak kepada anak-anak manusia sebagai seorang tabib besar yang dapat menyembuhkan semua penyakit mereka, ia akan mendatangkan penyakit dan bencana, hingga kota-kota yang padat penduduknya menjadi hancur dan sepi. Bahkan sekarangpun ia bekerja. Dalam kecelakaan dan bencana baik di darat maupun di laut, dalam musibah kebakaran besar, dalam topan yang dahsyat dan badai yang ganas, angin ribut, banjir, angin puyuh, gelombang pasang, gempa bumi, diberbagai tempat dan dalam ribuan bentuk, Setan menjalankan kuasanya. Ia menyapu bersih tuaian yang sudah masak, sehingga kelaparan dan kesusahanpun menyusul. Ia mencemari udara sehingga ribuan orang binasa karena wabah. Bencana-bencana ini akan semakin sering terjadi dan semakin berat. Kehancuran akan terjadi baik bagi manusia maupun binatang. "Bumi berkabung dan layu, ya, dunia merana dan layu, langit dan bumi merana bersama. Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi." (Yes. 24:4,5).

Dikutip dari Buku Kemenangan Akhir (Great Controversy)

http://www.whiteestate.org/books/gc/gc.asp

PELAJARAN SEKOLAH SABAT ONLINE - SABAT 12 (12 - 18 MARET 2011)

Pelajaran 12

12-18 Maret 2011

Alam Sebagai Sumber Kesehatan

Sabat Petang

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI BACA: Kej. 1:27-2:25; Kej. 3; Yer. 10:12, 13; Mzm. 19:1-7; Mat. 6:25-34; Mzm. 104.

AYAT HAFALAN: "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cak-rawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kcpada hari, dan ma lam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam" (Mzm. 19:2, 3, NIV).

Allah menciptakan Adam dan Hawa menurut gam bar dan rupa-Nya sen-diri. Apakah yang bisa menjadi warisan yang lebih sempurna dari itu? la lalu menempatkan mereka di Tainan Eden. Penempatan yang sangat sempurna dan tepat, bukan? Baik keturunan maupun lingkungan, diberikan keseimbangan untuk menghasilkan dan menjaga kesehatan fisik dan mental yang sempurna.

Tetapi, dosa menghancurkan segalanya—melalui generasi kedua, kecem-buruan, kebencian dan kekerasan mencemarkan dunia ini, Kondisi awal ling­kungan alami pun dapat menunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh dosa ter-sebut, dan ketika dosa semakin tidak bisa ditoleransi, seketika itu juga air bah mengubah wajah bumi selamanya.

Namun demikian, masih banyak kebaikan dan keindahan yang terlihat di du­nia kita ini. Alam masih memberikan sumber-sumberyangcukup untuk memu-askan kebutuhan dasar kita. Alam juga dapat memberikan sukacita, kebahagiaan, dan kesehatan untuk mengimbangi kesengsaraan yang disebabkan oleh dosa.

Jadi, meskipun terkadang masih kelihatan kekerasan dan ketegangan yang mematikan, alam masih dapat memberikan sumber kesehatan fisik dan mental bag! kita. Alam juga dapat menjadi sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kita kepada sang Pencipta, sumber dari segala kebaikan: "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempuma datangnya dari atas, dan diturunkan dari Bapa segala Terang" (Yakobus 1:17).

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 19 Maret. 82

Minggu

13 Maret

SEBUAH LINGKUNGAN YANG SEMPURNA

Sekarang, sementara kita hidup di dunia yang sudah dicemarkan dan diru-sak oleh dosa ini, kita hanya bisa membayangkan seperti apa kehidupan orang-tua pertama kita di Taman Eden. Tidak ada dosa, tidak ada penderitaan, tidak ada kematian—tidak ada sesuatu pun yang bisa mengakibatkan kesedihan dan penderitaan seperti yang kita kenal sekarang. Dengan kata lain, kita sudah ter-biasa dengan kenyataan-kenyataan ini, sangat umum, sehingga kita lupa bahwa itu hanyalah pengacau, yang sebenarnya tidak pernah ada sejak awal pencipta-an, hal-hal yang tidak pernah direncanakan untuk kita, hal-hal yang dijanjikan akan hilang musnah selamanya nanti.

Bacalah Kejadian 1:27-2:25. Gambaran apakah yang dipaparkan di sini tentang lingkungan di Eden dulu? Di mana letak perbedaannya di-bandingkan dengan kondisi yang kita ketahui sekarang?

Pasangan yang baru diciptakan itu ditempatkan di taman yang sudah dita-nami Allah sendiri (Kej. 2:8). Meskipun catatan Alkitab begitu ringkas menge-nai hal ini, bayangkanlah gambaran yang terlihat pada alam yang begitu indah yang diberikan pada kita, dan kelimpahan hasil yang diberikan yang pastinya berasal dari taman pertama yang pernah ada. Panca indera mereka terkena caha-ya, suara, citarasa, perasaan dan semerbak keharuman yang pastinya memberi-kan kepuasan dan kesehatan sempurna bagi orangtua kita yang pertama itu. Itu baru benar-benar surga. Tidak diragukan lagi, alam merupakan tempat terbaik yang sangat cocok untuk manusia yang baru diciptakan. Kebutuhan fisik, emo-si dan mental mereka benar-benar terpenuhi lebih dari cukup. Kondisi-kondisi mental seperti, keragu-raguan, kegelisahan, dan kekhawatiran sama sekali tidak dikenal oleh mereka, karena tidak ada satu pun penyebabnya.

"Untuk nenekmoyang kita yangpertamaKhaliktelahmemilihsuatu lingkungan terbaik yang cocok untuk kesehatan dan kebahagiaan mereka. la tidak menempat-kan mereka di istana atau mengelilingi mereka dengan dandanan dan kemewahan semu yang sekarang ini begitu banyak orang yang berjuang untuk mendapatkan-nya.... Di taman yang disediakan Allah sebagai tempat tinggal bagi anak-anak-Nya, belukar indah dan bunga-bunga nan lembut menyambut mata di setiap penjuru. Ada pepohonan dari segala jenis, banyak di antaranya sarat dengan buah-buah-an yang harum dan lezat. Pada dahan-dahannya burung-burung menyany ikan lagu pujian. Di bawah naungannya makhluk-makhluk bumi berkumpul bersama tanpa rasa takut."—Ellen G. White, Membina Keluarga Sehat, him. 235,236.

Cobalah bayangkan seperti apa Eden itu. Pikirkan pemandangan, ha­rum semerbaknya, citarasanya, dan segala sesuatu yang telah dibentuk untuk menggugah seluruh panca indera kita. Apakah yang diungkapkan di sini pada kita bahwa secara prinsip, tubuh fisik kita memang dicipta­kan dengan baik agar kita bisa menikmatinya?


Senin

14 Maret

DOSA DAN ALAM

Apa pun keajaiban dan kecantikan yang bisa kita temukan di alam, sekarang itu bagaikan sebilah pedang bermata dua. Keindahan dan hal yang mengagum-kan ada di sana, tetapi juga ada kelaparan, gempa bumi, sampar dan penyakit. Ada sesuatu yang tidak beres terjadi.

Bacalah Kejadian 3, tentang kejatuhan. Apakah akibat langsung yang dirasakan oleh manusia dan alam sebagai akibat dosa?

Dosa segera membawa konsekuensi fisik dan rohani pada kehidupan ma­nusia. Alam pun menderita karena akibat dosa. Dosa menyebabkan pengaruh yang sangat buruk pada ciptaan-Nya setidaknya dalam tiga cara:

· Tanah dikutuk (Kej. 3:17). Setelah meninggalkan Taman Eden, Adam dan Hawa langsung menghadapi hambatan dalam mengerjakan tanah. Tanah mu-lai menghasilkan duri dan rumput duri yang tidak diinginkan. Kemungkinan besar juga ada hama yang mengganggu tumbuhan walaupun tanamannya subur. Keadaan semakin mem buruk setelah air bah.

· Manusia mengalami perubahan yang signifikan. Kelelahan dan rasa sakit mulai dirasakan. Hubungan antara pria dan wanita berubah. Dalam pasal tersebut diungkapkan bahwa Hawa awalnya tidak merasakan sakit saat melahirkan. Hubungan Adam dan alam telah berubah, demikian juga, bekerja sekarang menjadi jauh lebih sulit daripada waktu sebelumnya. Kita tidak tahu bagaimanakesadaran akan kematian mempengaruhi pasangan pertama, tetapi yang past! penampilan mereka sudah berubah secara keseluruhan.

· Dosa mempengaruhi perilaku manusia dan binatang. Kebencian, iri hari, mementingkan diri sendiri, kesombongan, dll., disebabkan oleh agresi yang terjadi pada manusia dan binatang. Cara lain dalam perusakan lingkungan yang tidak diketahui mungkin telah terjadi (barangkali sebanding dengan apa yang kita saksikan saat ini). Hewan mulai saling membunuh satu sama lain demi makanan dan kekuasaan. Seperti dijelaskan dalam Kejadian 3-6, kecurangan dan kejahatan meningkat sampai ke titik di mana Allah menyesal telah menjadikan semua ciptaan-Nya (Kej. 6:5-7).

Luas yang sesungguhnya dari semua perubahan ini tidak dinyatakan kepada kita. tetapi kita dapat berasumsi bahwa perubahan besar telah terjadi. Namun demikian, Allah dengan rahmat-Nya yang tak terbatas, tetap mempertahankan banyak ciptaan asli yang megah untuk kepentingan manusia.

Lihat di sekeliling Anda keajaiban alam di mana Anda berada. Apa­kah gema ciptaan yang mula-mula yang rnasih tertinggal? Harapan apa-kah yang Anda bisa tarik dari gema tersebut yang menunjukkan kepada Anda janji akan adanya dunia yang lebih baik?

Selasa

15 Maret

KARUNIA ALLAH MELALUI ALAM

Alam menunjukkan kesaksian yang kuat bukan hanya keberadaan Tuhan tetapi juga kuasa-Nya. Sayangnya, seperti yang Paulus telah peringatkan, ma-nusia (yang tentunya dirasuki oleh Setan) berpaling dari Allah yang hidup dan menyembah ciptaan gantinya Sang Pencipta (lihat Rm. 1:19-25).

Baca Yeremia 10:12, 13. Gambaran apakah yang disajikan di sini ten-tang kuasa kreativitas Allah dan kehadiran-Nya dalam fenomena alam? Apakah yang dapat kita pelajari tentang karakter Allah melalui karya-karya yang diciptakan-Nya?

Tentu saja, seperti yang kita semua tahu, alam kadang-kadang berbalik me-lawan kita, menyebarkan kengerian melalui gempa bumi, gunung berapi, banjir, dan lain-lain. Mengapa tragedi-tragedi ini terjadi, kapan dan di mana itu terjadi adalah pertanyaan-pertanyaan yang kita tidak punya jawabannya saat ini. Yang kita ketahui adalah bahwa dalam beberapa pasal buku Ayub telah ditunjukkan pertentangan yang besar antara Allah dan Setan dan bahwa Setan dapat meng-gunakan kekuatan alam untuk tujuan kejahatan. Dan meskipun bencana ini me-ngerikan, kebaikan Allah masih dapat dilihat di alam.

Baca Mazmur 19:1-6, kemudian uraikan pekabaran utamanyadengan kata-kata Anda sendiri:

Secara tradisional, umat Advent melihat alam sebagai buku Allah yang ke-dua. Jika dilakukan dengan rendah hati dan terbuka kepada pengaruh Roh Suci, maka pengamatan dan pelajaran tentang alam akan memperdalam iman dan percaya kepada Allah. Hal itu juga akan memberikan pemahaman tambahan mengena* kasih Allah bagi umat-Nya. Juga menjadi sumber penghiburan bagi mental dan rohani manusia. Kadang-kadang, ketika yang lainnya kelihatan ti­dak pasti, keindahan alam dan apa yang dinyatakan kepada kita tentang Allah dapat menjadi sumber penghiburan dan pengharapan yang besar.

Sekiranya, sementara Anda bersaksi kepada seseorang mengenai ke­baikan Allah (khususnya seperti yang dinyatakan di alam) kemudian dia bertanya mengenai tsunami, gempa bumi, kelaparan dan sejenisnya, ba-gaimanakah tanggapan Anda? Apakah yang dinyatakan bencana-bencana alam ini kepada kita mengenai keterbatasan yang alam dapat ajarkan ke­pada kita tentang Allah?

Rabu

16 Maret

PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH DI ALAM

"Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal" (Mat. 6:28).

Seorang pemuda penganut ateis telah bertobat di awal umur 20 tahunan. Te-pat setelah kelahiran barunya, ia tinggal untuk beberapa bulan di lingkungan pedesaan, dan dia sering berkeliling dalam hutan, dan mengagumi keajaiban Allah yang telah menciptakan keindahan seperti itu. Tentu saja dia telah me-lihat hal-hal yang indah di alam juga pada kehidupan sebelum bertobat, akan tetapi baru sekarang dia mampu melihat karakter Allah yang telah mencipta­kan semua itu. Dia mengatakan "Seolah-olah mataku baru dibukakan dan baru pertama kali melihat semua itu!" Pada saat itulah orang Kristen yang baru ini sungguh-sungguh mengenal Allah.

Baca Matius 6:25-34. Apakah yang Yesus katakan mengenai hal yang kita dapat pelajari dari alam?

Jelas sekali bahwa kita mendapatkan banyak pelajaran rohani yang berharga dari dunia yang diciptakan Allah ini. Tetapi alam dapat menghasilkan keuntungan secara rohani dengan cara yang lain juga. Lukas 5:16 mengatakan bahwa Yesus "mengundurkan diri ketempat-tempatyangsunyi dan berdoa," sesuatuyang Ellen White katakan sering dilakukan Yesus. Kadang-kadang kita juga perlu menjauh dari segalasesuatu dan menyendiri dengan Allah di alam. Keindahan, kenyamanan, ketenangan dan ketenteraman yang sering kita temukan di alam dapat berbicara kepada hati dan pikiran kita di mana itu tidak bisa didapatkan dengan cara yang lain. Mungkin tidak ada vvahyu kebenaran baru yang mendadak; mungkin tidak ada pemahaman baru tentang doktrin atau ayat Alkitab. Yang ada adalah penga-kuan tak terucapkan tentang kasih dan kuasa dari Dia yang menciptakan semua ini. Secara individu kita mungkin mengalami hal ini dengan Allah, tidak diragu-kan lagi bahwa pada saat sendirian di alam dan bersekutu dengan Allah, itu dapat membawa penyembuhan dan kedamaian bagi tubuh dan jiwa kita.

"Semua yang berada dalam pelatihan Allah memerlukan waktu yang tenang untuk berhubungan dengan hati mereka sendiri, dengan alam, dan dengan Allah. Di dalam diri mereka harus dinyatakan suatu kehidupan yang tidak selaras de­ngan dunia, dengan adat kebiasaannya, atau praktik-praktiknya; dan mereka perlu mempunyai suatu pengalaman pribadi dalam memperoleh satu pengetahuan ten­tang kehendak Allah. Kita harus secara perorangan mendengarkan la berbicara kepada hati. Manakala suara-suara lain sudah terdiam, dan di dalam keheningan kita menanti di hadapan Allah, maka ketenangan jiwa akan membuat suara Allah lebih jelas terdengar."—Ellen G. White, Membina Keluarga Sehat, hlm. 43.

Kapan terakhir kali Anda bersekutu dengan Allah di alam? Jika mung­kin, usahakanlah untuk melakukan itu lagi. Anda mungkin akan terkejut akan efek positif rohani yang akan terjadi.


Kamis

17 Maret

MAZMUR 104

Pada abad kesembilan belas, kepercayaan populer yang dikenal sebagai pa-ham deisme menyatakan bahwa Allah telah menciptakan dunia ini namun ke-mudian meninggalkannya begitu saja. Dengan kata lain, sesuai dengan keper­cayaan ini, Allah itu ada akan tetapi tidak ingin untuk terlibat.

Namun, pandangan itu tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Allah tidak hanya mengatur dunia ini seperti tiupan angin dan membiarkannya berlalu, datang dan pergi sesukanya. Menurut Alkitab, Dia terl ibat secara aktif akan apa yang terjadi di dunia ini. Lagipula, apa artinya salibjika Allah tidak secara akrab langsung terlibat dalam segala hal yang terjadi yang berhubungan dengan manusia.

Baca Mazmur 104 dengan doa yang sungguh-sungguh. Apakah yang ayat-ayat tersebut katakan kepada kita tentang peran Allah dalam pen-ciptaan dunia ini?

Mungkin hal yang paling ditekankan Mazmur 104 adalah antusiasme dan ke-gembiraan yang terpancardarikata-kata itu sendiri. Pemazmurbersukacita dalam kreativitas dan pemeliharaan Allah. Anda hampir saja dapat mendengarkan dia meneriakkan kata-kata tersebut dalam pujian dan penyembahannya. Dia dapat melihat keberadaan Allah yang nyata dari segala kegiatan alam setiap hari.

Allah yang digambarkan dalam Mazmur ini bukanlah allah penganut deisme. Dia adalah Allah yang terlibat dalam apa yang terjadi di dunia ini. Tidak dira-gukan lagi, apa pun persoalan pribadi pemazmur dia menemukan penghiburan dan pengharapan di dalam kuasa Allah. Sesungguhnya, bila hanya merenungkan burung yang ada di dalam sarangnya atau singa yang sedang mencari makanan, manusia tidak akan dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi setiap hari, tetapi mereka dapat melihat di alam hal-hal yang dapat berbicara kepadanya me-ngenai kebaikan dan kuasa Allah, dan itu dapat memberinya harapan.

Alam juga dapat menjadi sumber penyembuhan bagi tubuh, pikiran dan roh. Dalam banyak kasus, udara segar, sinar matahari, air dan makanan sehat dapat melakukan keajaiban kepada kita secara fisik maupun mental. Obat-obat alami tetap menjadi sarana yang sangat kuat untuk kesehatan dan penyembuhan.

Para dokter juga sering menganjurkan untuk istirahat dari pekerjaan serta ketegangan mereka dan berekreasi di alam. Banyak penelitian menunjukkan be-tapa baiknya alam dan lingkungan bagi flsik dan mental manusia. Pada kenyata-annya, Allah juga menempatkan orangtua kita yang pertama di taman, tidak di alun-alun kota. Ada sesuatu di dalam diri kita yang dapat menggema lebih baik dengan ladang-ladang bunga bakung daripada di tempat parkir yang beraspal.

Alam adalah salah satu karunia Allah yang besar. Kita harus melaku­kan apa saja yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan keuntungan da-rinya. Apa sajakah keuntungan yang Anda bisa dapatkan dari apa yang telah Allah berikan di alam ini?

Jumat

18 Maret

PENDALAMAN: "Rumah tangga leluhur kitayang pertama itu haruslah menjadi suatu pola bagi rumah tangga lainnya bila anak-anak mereka memenuhi dunia ini. Rumah tangga itu, yang dihiasi oleh tangan Allah sendiri, bukanlah suatu istana yang megah. Manusia, di dalam kesombongannya, menyukai peralatan yang mewah serta mahal dan bermegah-megah di dalam benda-benda buatan tangannya; tetapi Allah menempatkan Adam di dalam sebuah taman. Inilah ru­mah tempat tinggalnya, langit yang biru merupakan atapnya; bum! ini dengan bunga-bunganya yang indah serta permadani rumput adalah lantainya; dan dahan serta daun-daun pohon yang indah merupakan tempat bernaungnya. Pada dinding-dindingnya bergantungan hiasan-hiasan yang indah—hasil ciptaan seniman yang Agung itu. Di sekeliling pasangan yang suci itu terdapat satu pelajaran bagi segala zaman—bah wa kebahagiaan yang sejati bukan terdapat di dalam pemanjaan akan kemewahan serta kemegahan, tetapi di dalam persekutuan dengan Allah melalui hasil ciptaan-Nya. Kalau saja manusia mau memberikan lebih sedikit perhatian kepada benda-benda buatan tangan manusia dan memupuk kesederhanaan, maka mereka akan lebih mengerti tentang maksud-maksud Allah dalam menciptakan manusia."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 42.

"Hubungan yang senantiasaerat dengan rahasiakehidupan dan keindahan keja-dianalam, serta kelemahlembutan yang dituntut dalam melayani benda-benda yang indah dari ciptaan Tuhan, cenderung mencerdaskan pikiran dan tabiat dihaluskan dan ditinggikan."—Ellen G. White, Membina Keluarga Bahagia, hlm. 134.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:

  • Bagaimanakah kita memastikan bahwa kita tidak melewati batas dari pencinta alam menjadi penyembah alam? Bagaimanakah ini menjadi hal yang tidak mudah dibedakan? Bagaimanapun indahnya alam, kita harus ingat bahwa itu tidak dapat menyelamatkan kita. Hanya Allah yang men­ciptakan alam yang dapat menyelamatkan kita. Mengapa begitu penting untuk selalu menanamkan kebenaran itu di dalam pikiran kita?
  • Sebagai umat Advent, apakah yang harus kita katakan berkenaan de­ngan seluruh pertanyaan mengenai lingkungan? Komponen apakah yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penting ini? Pada saat yangsama,apakah respons kita atas ide berikut: "Yah, kita tahu bahwa Tuhan akan segera datang, dan seluruh dunia ini akan dihancurkan dan diperbarui kembali, jadi apakah lingkungan benar-benar penting?
  • Dengan cara apakah sekarang seharusnya semua kemajuan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dapat mem bantu kita meningkatkan ka-sih dan penghargaan kita terhadap kuasa Allah? Pikirkan semua hal yang kita ketahui tentang alam yang orang-orang di zaman dulu tidak bisa pikirkan. Jadi, dalam hal apakah kita punya lebih banyak keun-tungan bila dibandingkan dengan mereka di zaman dulu sehubungan dengan kemampuan untuk mengagumi kuasa Allah?

RENUNGAN PAGI ONLINE

RENUNGAN HARIAN ONLINE 14 Maret 2011

HATI YANG PERCAYA

"Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia. Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hoi orang-orang jujur" (Mazmur 32:10,11).

Di masa-masa reformasi di Inggris, pemerintah mengeksekusi Richard Cameron karena kepercayaannya.

Para pejabat memenggal leher dan tangan Richard dan membawanya kepada ayahnya, yang dipenjarakan di Skotlandia karena tuduhan yang sama. Para pejabat itu bertanya, "Apakah ini tangan dan kepala putramu Richard? Apakah engkau me-ngenalinya?"

Dengan air mata yang mengalir di pipinya, sang ayah perlahan meraih dan me-rangkul tangan dan kepala putranya. Bibirnya gemetar. Dengan lembut ia berbicara: "Aku mengenainya, aku mengenalnya. Ini memang punya putraku, putra kesayang-anku sendiri. Namim Tuhanlah yang menganugerahkan kemurahan kepadaku se-panjang hidupku. Kehendak Allah itu baik, yang tidak menyesatkan aku ataupun mi-likku."

Bahkan perbuatan musuh, dalam membinasakan putranya, tidak bisa menggo-yahkan iman penatua Cameron kepada Allahnya,

la memiliki hati yang percaya. la menerimajanji Allah dalam Mazmur 31:25, "Ku-atkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!"

Bagaimanakah mungkin bagi seorang ayah melihat bagian tubuh anaknya yang bersimbah darah dan terpotong-potong dan ia sendiri tidak hancur hatinya? Bagai­manakah mungkin bertahan dari trauma yang sangat mengerikan seperti itu? Hanya ada satu cara. Itu bukanlah kekuatan di dalam diri yang luar biasa. Itu bukanlah keku-atan yang tak biasa. Itu adalah hati yang percaya. Itu adalah keyakinan mutlak bahwa suatu hari Allah akan meluruskan segala sesuatunya.

Apabila kita menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Allah, ia menanamkan kekuatan rohani yang tak dapat dijelaskan. Kekuatan llahi mengalir dari takhta alam semesta untuk memberi kita kekuatan. Di dalam Dia kita menerima kekuatan rohani untuk bertahan dari serangan musuh. Satu kehidupan'yang percaya adalah satu ke-hidupan iman yang penuh kuasa, kukuh, dan tak tergoyahkan. Itu adalah satu kehi­dupan dengan daya tahan yang tak tergoncang melawan kejahatan. Itu adalah satu kehidupan dalam hadirat Allah dengan janji Allah melalui kuasa Allah.

Kehidupan percaya inilah yang la minta agar Anda jalani hari ini. Itu akan me-nyanggupkan Anda menghadapi apa pun yang ditimpakan Iblis kepada Anda.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 15 Maret 2011

DARI KEKHAWATIRAN KEPADA PUJIAN

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapunjuga, tetapl nyatakanlah da­lam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur" (Filipi 4:6).

Pada Hari Pernyataan Terima Kasih (Thanksgiving) tahun 1961, pengusaha dan penyanyi pujian Merril Womach tinggal landas dalam pesawat pribadinya yang kecil dari pelabuhan udara yang kecil dekat Beaver Marsh, Oregon. Sementara meng-udara, pesawat itu tiba-tiba tergoncang dan jatuh sejauh seratus yard menerobos cabang-cabang pohon bersalju sampai ke tanah. Ketika Merril sadar, ia melihat bara api di sekelilingnya. la berhasil berjuang keluar dari antara puing-puing, namun kaki, tangan, dada, dan kepalanya sudah kena luka bakar yang parah.

Dia tidak dapat melihat, namun ia terhuyung-huyung menembus salju ke arah suara-suara jalan terdekat. Untungnya, dua orang pria telah melihat pesawatnya ja­tuh dan bergegas menuju tempat kejadian dengan kendaraan mereka. Saat Merril ja­lan sempoyongan ke arah mereka, dia tampak seperti seorang monster, tanpa mata, hidung, atau mulut. Kepalanya hangus dan bengkak. Kedua orang tadi membawanya perlahan di bak belakang mobil dan bergegas menuju rumah sakit. Merril terbaring di sana, merasakan rasa sakit luar biasa di seluruh tubuhnya. Namun, sebagaimana kemudian dikenangnya, "satu kejadian luar biasa terjadi. Aku merasa seperti ingin bernyanyi."

Sambil memaksakan satu mata terbuka, ia melihat tangannya dan mulai menya-dari betapa parah luka bakarnya. Namun rasa ingin menyanyi tetap ada sementara mobil melaju di Highway 97. "Kepalaku bengkak, dan rasa sakit semakin terasa he-bat," kenangnya. "Namun aku tetap merasa ingin bernyanyi! Itu adalah lagu pujian yang kupelajari waktu kecil. Aku tidak mengetahui mengapa lagu itu yang keluar bu-kannya jeritan rasa sakit dan mengasihani diri, namun itulah yang terjadi."

Saat kedua pria yang duduk di bangku depan terdiam tak percaya sambil men-dengar, kata-kata ini keluar dari celah bibir Merril yang wajahnya sudah menghitam: "Aku menemukan Juruselamat yang ajaib, dan sekarang aku dijadikan sempurna; saya telah diampuni dan sekarang sudah dilepaskan. Roh-Nya memberkati dan ting-gal di dalam jiwaku; puji Allah, di dalam hatiku ada damai." Sebuah ambulans datang ke Collier Memorial State Park. Orang-orang yang ada di situ memindahkan Merril ke sebuah tandu dan melaju pesat. Di tengah suara sirene yang nyaring dan di tengah rasa sakit yang dialami Merrill Womach, lagu itu masih terdengar tanpa perubahan.

Adanya kedamaian tidak berarti rasa sakit itu hilang. Kadang kala Allah membe-rikan kita damai sejahtera pada saat rasa sakit yang hebat. Di tengah-tengah zaman di mana terdapat kebutuhan paling besar, Allah menyediakan damai sejahtera-Nya yang terbesar. Damai sejahtera adalah karunia yang secara cuma-cuma Allah beri-kan. Bagaimanapun keadaan dalam hidup, kita bisa menyatakan damai sejahtera Allah oleh iman. Percayalah bahwa Dia adalah Pencipta damai sejahtera itu.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 16 Maret 2011

BAHAYA! JANGAN SENTUH

"Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku hams ge-metar?" (Mazmur 27:1).

Seorang petugas perbekalan yang sedang melakukan pemeriksaan di pabrik-nya diperingatkan tentang sebuah kotak kecil yang ditinggalkan di dermaga bongkar muat. Tercetak pada semua sisi dengan kata-kata "Bahaya! Jangan Sentuh!" Semua orang diberitahu untuk menjauh dari bungkusan itu sampai manajemen bisa meme-riksa situasi. Petugas yang berjaga malam itu bahkan tidak mau bernapas di dekat benda itu. la sangat lega ketika seorang mandor perbekalan tiba pagi harinya.

Mandor itu mengenakan sarung tangan dan kacamata pengaman. Perlahan-lah-an, dan dengan hati-hati, ia membuka kotak itu. Di dalam kotak itu ia menemukan 25 tanda yang terbaca "Bahaya! Jangan Sentuh!" Bayangkan semua ketegangan yang disebabkan kotak misterius itu kepada para petugas dermaga. Mereka menghabis-kan waktu membayang-bayangkan senyawa beracun mengerikan yang mungkin di dalamnya. Kotak kecil itu menjadi beban kekhawatiran besar. Namun, seringkali ke­tika kita menganalisis masalah, kita menyadari bahwa itu sangat mirip dengan kotak itu. Tampaknya terlarang, ternyata tidak menakutkan sama sekali.

Rasa takut yang timbul sesekali itu merupakan bagian dari kehidupan yang nor­mal. Apa pun dari sejumlah hal bisa memicu mekanisme rasa takut ini. Kita mungkin menakutkan hal terburuk ketika kita menemukan satu gumpalan yang tak terduga di bawah tangan kita. Badai dahsyat yang luar biasa, angin puting beliung, atau yang berkecepatan tinggi mungkin menakutkan kita.

Meskipun kadang-kadang setiap orang ketakutan, beberapa kehidupan orang didominasi oleh rasa takut. Kotak-kotak yang bertuliskan "Bahaya!" kelihatannya mengisi kehidupan mereka. Kehidupan mereka sepertinya dikendalikan oleh emosi negatif rasa takut itu.

Allah tentu saja bukan Pencipta rasa takut itu. Rasul Paulus membuat poin ini je-las. "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban" (2 Tim. 1:7).

Rasa takut yang berlebihan, terus-menerus membayangkan yang terburuk, itu tidak sehat. Allah setiap harinya merencanakan yang terbaik bagi kita. la sepenuh-nya mampu mengambil setiap pengalaman dalam kehidupan kita dan menghasil-kan kebaikan darinya (Rm. 8:28). Karena Dia mengendalikan setiap keadaan hidup, kita bisa mempercayakan Dia untuk melakukan segala sesuatunya untuk kebaikan. Melarikan diri di padang belantara, takut mati di tangan Saul, Daud menulis: "Aku telah mencari TUHAN, lalu la menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegen-taranku" (Mzm. 34:4).

Serahkan rasa takut Anda kepada Allah. Bawakan segala sesuatu yang menyu-sahkan Anda kepada-Nya. la akan menggantikan rasa takut Anda dengan iman. la -akan menggantikan kegelisahan dengan jaminan, dengan sentuhan lembut-Nya.

RENUNGAN HARIAN ONLINE 17 Maret 2011

PAKU SANG IBLIS

"Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, di-dikan dan pengertian " (Amsal 23:23).

Seorang pria Haiti hendak menjual rumahnya seharga 2.000 dolar. Pria lain sa-ngat ingin membelinya, namun dia miskin dan tidak bisa membayar sebesar itu. Sete-lah tawar-menawar, sang pemilik mau menjual rumah itu setengah harga semula, de­ngan hanya satu syarat. la akan mempertahankan kepemilikan atas sebatang paku kecil yang menonjol keluar pintu. Setelah beberapa tahun pemilik semula mengingin-kan rumah itu kembali, namun pemilik baru tidak bersedia menjualnya. Jadi pemilik pertama pergi dan menemukan bangkai seekor anjing dan menggantungnya pada sebatang paku yang masih dimilikinya. Dalam waktu dekat rumah itu jadi tak bisa ditempati. Bau busuk anjing itu tak tertahankan. Keluarga itu terpaksa menjual rumah itu kepada pemilik paku itu.

Jika Iblis memiliki sebatang paku untuk menggantungkan godaannya di dalam hati Anda, ia bisa menguasai kehidupan Anda. Jika Anda memberikan tempat be-kerja bagi Iblis, maka ia akan melakukan apa saja yang bisa dilakukannya untuk menghancurkan Anda.

Ingat Kain! la membiarkan emosi kemarahan lepas kendali. Kemarahannya yang tak terkendali meledak menuju kekerasan. la membunuh saudaranya sendiri. Kemarahan adalah paku di dalam hatinya agar Iblis bisa menggantungkan semburan kekerasan di atasnya.

Rasul Paulus membuat pernyataan yang penuh wawasan ini: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebe-lum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis" (Ef. 4:26,27).

Kita memberi tempat bagi Iblis ketika kita membiarkan kompromi menguasai perbuatan kita, ketika kita menghargai dosa di dalam hati kita. Kita memberi tempat bagi Iblis ketika kita gagal mengatasi dosa yang sedang dimaksudkan Allah, dan se-bagai gantinya membenarkan perilaku penuh dosa dalam kehidupan kita.

Kompromi itu mematikan, bukan hanya karena perbuatan individual itu salah, tetapi karena tiap kompromi membiarkan Iblis menggantungkan godaan selanjutnya pada paku lain dalam hati kita. Satu-satunya solusi terhadap kompromi adalah sikap Yesus ketika la dengan sukacita menyatakan, "Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya" (Yoh. 8:29).

Kesukaan Yesus adalah menyenangkan Bapa. Satu tujuan-Nya adalah melaku­kan kehendak Bapa-Nya. Keinginan utama-Nya adalah membawa sukacita ke dalam hati Bapa melalui penurutan. la menolak godaan Iblis untuk menaruh satu paku di dalam hati-Nya. Biarlah Yesus menggunakan palu kebenaran dan mencabut semua paku Iblis hari ini.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 18 Maret 2011

SUARA TUHAN

"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hail dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:7),

Saya naik menuju loteng, di mana kakek menyimpan burung kenari yang dipe-liharanya. Saya memperhatikan dengan terkagum-kagum ketika ia menaruh seekor burung kenari dalam sebuah sangkar sendirian, kemudian menutupnya, membuat burung itu berada dalam kegelapan total, la mulai bersiul. Mendengar suara tuannya, burung kenari itu mulai bernyanyi. Mempelajari lagu itu di dalam kegelapan, burung itu mengingatnya sejak saat itu.

Allah sedang mengajarkan Anda dan saya untuk percaya saat la mengajarkan Yesus untuk dipercayai. Salah satu pelajaran kehidupan terbesar adalah belajar per­caya saat kita tidak bisa mengerti, ketika tampak gelap, ketika perjalanan tampak panjang dan jalan sepertinya sukar, ketika tidak ada jalan di sekitar, di atas, atau melalui pegunungan.

Dalam buku Filipi, Rasu! Paulus mendiskusikan "Damai sejahtera... yang melam­paui segala akal" (Flp. 4:7). Ketika kebimbangan dan pencobaan kehidupan membi-ngungkan kita, iman kita bisa tetap bergantung pada janji Allah. Tidak perlu mema-hami mengapa segala sesuatunya terjadi. Seringkali kita tidak akan mengerti apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Kehidupan memiliki sukacita dan kesedihannya, kemenangan dan kekalahannya. Mencoba memahami mengapa Allah membiarkan sakit hati dan penderitaan hanya akan membuat kita bingung. Meskipun kehidupan Kristen itu bukannya agar kita selalu mengerti, itu adalah kehidupan di mana kita bisa selalu percaya.

Kepercayaan termasuk keyakinan dalam diri bahwa Allah bekerja dalam kehi­dupan kita. Seperti burung kenari itu, kita mempelajari sebuah lagu dalam kegelapan. Kita belajar berespons terhadap suara Tuhan. Kita sedang mempelajari sebuah lagu percaya. Pikirkan tentang Yesus yang tergantung dalam kegelapan di salib, tergan-tung sendiri antara surga dan langit. la berseru, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Ku-serahkan nyawa-Ku" (Luk. 23:46). Meskipun dicemooh oleh orang banyak, dikhianati oleh Yudas, disangkal oleh Petrus, ditinggalkan oleh murid-murid-Nya, ditolak oleh orang-orang Yahudi, dan disalibkan oleh orang-orang Roma, Yesus menjalani kehi­dupan percaya.

Yesus mengajarkan pelajaran-pelajaran tentang percaya dalam tiap penga-laman. Mintalah Allah untuk memperdalam kepercayaan Anda melalui keadaan Anda. Mintalah Dia untuk menambah keyakinan Anda, untuk membantu Anda bergantung pada kasih-Nya sekalipun ketika Anda tidak bisa mengerti. Berdoalah, "Tuhan, saya percaya. Ajarkan saya untuk percaya sepenuhnya."


RENUNGAN HARIAN ONLINE 19 Maret 2011

KEKUATAN BAGI KEBUTUHAN KITA SETIAP HARI

"Ingatlah firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, oleh karena Engkau telah membuataku berharap. Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwajanji-Mu menghidupkan aku" (Mazmur 119:49, 50).

Firman Allah itu penuh kuasa. Firman itu memberikan kita pengharapan di masa-masa sedih. Memberikan hiburan di masa-masa penderitaan. Menanamkan kehidupan di masa keputusasaan. Memberikan tuntunan di masa kebimbangan dan damai sejahtera di masa keraguan. Membesarkan hati di saat-saat tergelap dalam hidup.

Baru-baru ini saya mewawancarai Pendeta Mikhail Kulakov, yang pernah men-jadi pemimpin Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di bekas Uni Soviet. Kesaksian Pendeta Kulakov memiliki efek mendalam pada kehidupan saya sendiri. Raksasa rohani dari Firman yang saleh dan setia ini sekarang telah mengabdikan hidupnya untuk mengawasi penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Rusia modern.

Selama rezim komunis yang menindas, Pendeta Kulakov dihukum penjara, kerja paksa, dan pembuangan cukup lama oleh pemerintah Soviet. Kadang-kadang dia pergi selama berminggu-minggu tanpa ada hubungan dengan keluarganya. Pada saat itu dia masih muda di usia 20-an tahun. la bertanya-tanya apakah dia masih memiliki masadepan.

Suatu hari sebuah paket tiba di kamp kerja, yang ditujukan untuknya. Ibunya telah mengirimkan dia beberapa bahan makanan sederhana. Tersembunyi dalam paket itu ada sebuah buku Perjanjian Baru. Ketika pemeriksa membuka paket itu dan menggeledahnya, ia menemukan Alkitab lama itu. Ketika ia merenggutnya, sam-pulnya jatuh, dan lembaran-lembarannya beterbangan ke mana-mana. Tentu saja pemeriksa itu tidak mengizinkan Pendeta Kulakov menyimpan Alkitab. Walau begitu, semeritara kebingungan memunguti lembaran-lembaran yang berserakan, dia tidak melihat Pendeta Kulakov dengan cepat menyelipkan satu halaman ke dalam kantong celananya.

Kembali ke barak, Pendeta Kulakov dengan semangat membaca halaman Kitab Suci itu. Matanya, tertuju pada Yohanes 17:24, "Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang te­lah Engkau berikan kepada-Ku." Hati-Nya bersukacita. Ayat Kitab Suci yang satu ini memberikannya semangat selama berminggu-minggu. Yesus, Juruselamatnya yang penuh kasih, tidak menginginkan dia ada di barak yang kotor dengan banyak tikus. Yesus rindu agar dia berada di surga. Satu ayat membuat satu perbedaan.

Satu ayat akan membuat satu perbedaan bagi Anda. Biarlah janji Allah mendo-rong hati Anda dan mengangkat jiwa Anda hari ini.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 20 Maret 2011

KETIKA RASA BERSALAH LENYAP

"Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yohanes 1:9).

Usai mengadakan satu pertemuan penginjilan di Stockholm, Swedia, saya meng-gunakan waktu satu petang mengunjungi salah seorang agen perjalanan kota itu. la telah mengikuti pertemuan kami di pusat kota. Ketika kami mendiskusikan hal-hal ro-hani, ia berkata, "Pendeta, saya mempunyai satu pertanyaan yang selalu saya ingin ta-nyakan kepada seorang pendeta. Apakah aborsi itu suatu pembunuhan?" Dengan air di matanya, ia membeberkan sebuah kisah kasih yang dihalangi, tentang kehamilan yang tak diinginkan, dan tentang keputusan yang terburu-buru untuk menggugurkan bayinya setelah mengandungnya seiama empat bulan.

Seteiah gagal dari pernikahan pertama, ia bertemu seorang pria yang diyakininya adalah pria idamannya. la jatuh cinta. Mereka berpacaran seiama enam bulan, dan pria itu berjanji menikahinya. Dia hamil lagi olehnya, namun suatu han'vpria itu memberitahu dia bahwa dia sudah menikah dan memiliki tiga anak di negara lain. Pria itu berkata dia harus pergi dan kembali pada keluarganya.

Berita mendadak itu menghancurkan hatinya. Karena kegagalan hubungan yang kedua, ia tidak tahan mengandung seorang anak dari pria yang telah memperalatnya. la menggugurkan anak itu, namun dia tidak pernah merasa nyaman dengan keputus-annya. Satu kegelisahan di dalam hati menghantuinya, satu perasaan bahwa dia telah menghilangkan satu kehidupan yang tak bersalah. la menanggung beban berat rasa bersalah itu seiama 18 tahun berikutnya. Sekarang, ketika kami berbincang-bincang, dengan hati-hati saya menjelaskan bahwa ketika Kristus berseru, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk. 23:34), pengampu-nan-Nya itu adalah bagi dia. Pengampunan-Nya itu ada seiama ini. Itu berakar dalam sifat dasar Kristus. Bersama kami membaca 1 Yohanes 1:9, "Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita."

"Apakah ayat itu berkata," saya bertanya, "'Jika kita mengaku dosa kita,'... kecuali aborsi?" "Oh, tidak!" jawabnya. "Apakah kau ingin saya menulis dalam Alkitabmu, 'Jika kita mengaku dosa kita,'... kecuali aborsi'?" saya bertanya. "Tentu saja tidak!" katanya.

Air mata berlinang. la mulai menyadari bahwa apa yang Allah janjikan itu benar. la memahami janji-Nya dengan iman. "Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita." Satu kedamaian baru me-menuhi jiwanya. Pengampunan tersedia seiama 18 tahun lamanya, namun ia menerima manfaatnya hanya ketika ia membuka hatinya untuk menerima itu."

Inilah kebenaran kekal itu: Pengampunan berakar di dalam sifat Allah. Itu adalah bagian dari Allah. Salib menyatakan karakter indah Allah yang penuh kemurahan, me-nyediakan pengampunan bagi seluruh umat manusia. Meskipun kita tidak menerima pengampunan Allah sampai kita mengaku dosa, pengakuan kita tidak mendapatkan pengampunan Allah. Bukalah hati kepada pengampunan Allah yang mengagumkan.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 21 Maret 2011

BANGUN, LANJUTKAN!

"Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangunpula, sekalipun aku duduk dalamgelap, TUHAN akan menjadi terangku" (Mikha 7:8).

Pada tanggal 7 Mei 1824, seorang komposer bertalenta mengadakan penam-pilan pertama Ninth Symphony di Teater Viennese. Aula yang padat itu menerima acara tersebut dengan antusias. Pria ini sepertinya menjiwai lagu itu begitu dalam, begitu hebat sehingga penuh semangat dan bersifat kepahlawanan. Di akhir penam-pilan para penonton bersorak nyaring. Namun si pemimpin musik hanya berdiri di sana, membelakangi mereka, dengan tenang membalik halaman lembaran musik. Akhirnya seorang wanita dengan suara rendah, yang berada di panggung, harus me-narik lengan bajunya dan mengarahkan dia ke arah pendengar. Saat itulah Ludwig van Beethoven, yang sama sekali tuli, berbalik dan menunduk.

Dia tidak bisa mendengar tepukan tangan mana pun, dan dia tidak bisa men-dengar nada lagu yang sedang dipimpinnya. Namun seluruh simponi itu ada di da-lam kepalanya, dan dia memberikan ekspresi yang dramatis dan penuh kemeriahan. Beethoven memiliki alasan yang baik untuk menikmati petang yang tak terlupakan itu. Dalam satu hal, ia telah mengubah masa lalunya, mengubah keburukan dan ke-kecewaan menjadi sesuatu yang indah.

Barangkali ia mengenang satu pemandangan bertahun-tahun sebelumnya. Waktu itu tengah malam; seorang anak lelaki kecil tertidur di rumah Beethoven. Ayah-nya datang dari kedai minuman dengan seorang temannya yang mabuk dan dengan kasar menggoncang tubuh Ludwig muda untuk membangunkannya. Sang ayah me-minta dia memainkan piano untuk tamunya. Dan begitulah, mengumpulkan segenap kesadarannya dan menyeka air mata dari pipinya, anak lelaki itu berjalan menuju pi­ano dan mulai bermain selama berjam-jam. Ayah Ludwig bisa saja kasar dan bahkan kejam pada putranya. Seorang teman di masa kecil mengingat bahwa ayah Ludwig sering memaksa dia ke piano dengan pukulan. Beberapa orang percaya bahwa ke-tulian Beethoven di kemudian harinya itu bisa saja akibat, setidaknya sebagian, dari penganiayaan yang diterimanya ketika masih kecil.

Musik Beethoven tidak semuanya manis dan ramah. Musiknya juga keras dan tentang kerinduan. Beethoven memiliki banyak kesempatan untuk marah dan balas dendam, namun ia menemukan satu cara mengekspresikan perasaan-perasaan se-cara positif. Mengekspresikan bagian dalam dari dirinya sendiri, ia mengubah peng-alaman hidupnya menjadi satu karunia.

Allah di surga sepenuhnya mampu menerangi kegelapan dalam hidup kita. Te-rang kasih-Nya menembus masa-masa kegelapan dalam keputusasaan. Terang-Nya menuntun kita keluar dari kegelapan.

Ketika kita hancur oleh kesedihan atau dipatahkan oleh dukacita, Allah meng-angkat kita. Dia ada di sana ketika kita tersandung. Kejatuhan kita mungkin akibat kesalahan kita sendiri atau dari keputusan orang lain. Di dalam kekuatan-Nya Anda bisa bangkit dan bersukacita hari ini.