SELAMAT DATANG! DI MESIAS , BULETIN GMAHK MERBABU

SELAMAT DATANG SAUDARA-SAUDARA YANG KEKASIH DI DALAM TUHAN! BLOG INI ADALAH BLOG GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH JEMAAT MERBABU
BLOG INI ADALAH REPRESENTASI DARI BULETIN GMAHK MERBABU YANG BERISI INFORMASI KESEHATAN, RENUNGAN, KESAKSIAN, INFORMASI UMUM, BERITA GEREJA DAN PEKABARAN TUHAN KEPADA ANDA SEMUA PARA PEMBACA!
SELAMAT MEMBACA DAN BAGIKAN KEMBALI KEPADA SAUDARA-SAUDARA YANG LAIN!
SEMOGA BLOG INI SEMAKIN MEMBANTU PEKERJAAN TUHAN MELALUI KITA HAMBA-HAMBANYA DI DUNIA INI. SAMBIL KITA MENANTIKAN KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI. HALELUYA. AMIN! TUHAN BESERTA KITA!

Rabu, 16 Maret 2011

PELAJARAN SEKOLAH SABAT ONLINE - SABAT 12 (12 - 18 MARET 2011)

Pelajaran 12

12-18 Maret 2011

Alam Sebagai Sumber Kesehatan

Sabat Petang

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI BACA: Kej. 1:27-2:25; Kej. 3; Yer. 10:12, 13; Mzm. 19:1-7; Mat. 6:25-34; Mzm. 104.

AYAT HAFALAN: "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cak-rawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kcpada hari, dan ma lam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam" (Mzm. 19:2, 3, NIV).

Allah menciptakan Adam dan Hawa menurut gam bar dan rupa-Nya sen-diri. Apakah yang bisa menjadi warisan yang lebih sempurna dari itu? la lalu menempatkan mereka di Tainan Eden. Penempatan yang sangat sempurna dan tepat, bukan? Baik keturunan maupun lingkungan, diberikan keseimbangan untuk menghasilkan dan menjaga kesehatan fisik dan mental yang sempurna.

Tetapi, dosa menghancurkan segalanya—melalui generasi kedua, kecem-buruan, kebencian dan kekerasan mencemarkan dunia ini, Kondisi awal ling­kungan alami pun dapat menunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh dosa ter-sebut, dan ketika dosa semakin tidak bisa ditoleransi, seketika itu juga air bah mengubah wajah bumi selamanya.

Namun demikian, masih banyak kebaikan dan keindahan yang terlihat di du­nia kita ini. Alam masih memberikan sumber-sumberyangcukup untuk memu-askan kebutuhan dasar kita. Alam juga dapat memberikan sukacita, kebahagiaan, dan kesehatan untuk mengimbangi kesengsaraan yang disebabkan oleh dosa.

Jadi, meskipun terkadang masih kelihatan kekerasan dan ketegangan yang mematikan, alam masih dapat memberikan sumber kesehatan fisik dan mental bag! kita. Alam juga dapat menjadi sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kita kepada sang Pencipta, sumber dari segala kebaikan: "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempuma datangnya dari atas, dan diturunkan dari Bapa segala Terang" (Yakobus 1:17).

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 19 Maret. 82

Minggu

13 Maret

SEBUAH LINGKUNGAN YANG SEMPURNA

Sekarang, sementara kita hidup di dunia yang sudah dicemarkan dan diru-sak oleh dosa ini, kita hanya bisa membayangkan seperti apa kehidupan orang-tua pertama kita di Taman Eden. Tidak ada dosa, tidak ada penderitaan, tidak ada kematian—tidak ada sesuatu pun yang bisa mengakibatkan kesedihan dan penderitaan seperti yang kita kenal sekarang. Dengan kata lain, kita sudah ter-biasa dengan kenyataan-kenyataan ini, sangat umum, sehingga kita lupa bahwa itu hanyalah pengacau, yang sebenarnya tidak pernah ada sejak awal pencipta-an, hal-hal yang tidak pernah direncanakan untuk kita, hal-hal yang dijanjikan akan hilang musnah selamanya nanti.

Bacalah Kejadian 1:27-2:25. Gambaran apakah yang dipaparkan di sini tentang lingkungan di Eden dulu? Di mana letak perbedaannya di-bandingkan dengan kondisi yang kita ketahui sekarang?

Pasangan yang baru diciptakan itu ditempatkan di taman yang sudah dita-nami Allah sendiri (Kej. 2:8). Meskipun catatan Alkitab begitu ringkas menge-nai hal ini, bayangkanlah gambaran yang terlihat pada alam yang begitu indah yang diberikan pada kita, dan kelimpahan hasil yang diberikan yang pastinya berasal dari taman pertama yang pernah ada. Panca indera mereka terkena caha-ya, suara, citarasa, perasaan dan semerbak keharuman yang pastinya memberi-kan kepuasan dan kesehatan sempurna bagi orangtua kita yang pertama itu. Itu baru benar-benar surga. Tidak diragukan lagi, alam merupakan tempat terbaik yang sangat cocok untuk manusia yang baru diciptakan. Kebutuhan fisik, emo-si dan mental mereka benar-benar terpenuhi lebih dari cukup. Kondisi-kondisi mental seperti, keragu-raguan, kegelisahan, dan kekhawatiran sama sekali tidak dikenal oleh mereka, karena tidak ada satu pun penyebabnya.

"Untuk nenekmoyang kita yangpertamaKhaliktelahmemilihsuatu lingkungan terbaik yang cocok untuk kesehatan dan kebahagiaan mereka. la tidak menempat-kan mereka di istana atau mengelilingi mereka dengan dandanan dan kemewahan semu yang sekarang ini begitu banyak orang yang berjuang untuk mendapatkan-nya.... Di taman yang disediakan Allah sebagai tempat tinggal bagi anak-anak-Nya, belukar indah dan bunga-bunga nan lembut menyambut mata di setiap penjuru. Ada pepohonan dari segala jenis, banyak di antaranya sarat dengan buah-buah-an yang harum dan lezat. Pada dahan-dahannya burung-burung menyany ikan lagu pujian. Di bawah naungannya makhluk-makhluk bumi berkumpul bersama tanpa rasa takut."—Ellen G. White, Membina Keluarga Sehat, him. 235,236.

Cobalah bayangkan seperti apa Eden itu. Pikirkan pemandangan, ha­rum semerbaknya, citarasanya, dan segala sesuatu yang telah dibentuk untuk menggugah seluruh panca indera kita. Apakah yang diungkapkan di sini pada kita bahwa secara prinsip, tubuh fisik kita memang dicipta­kan dengan baik agar kita bisa menikmatinya?


Senin

14 Maret

DOSA DAN ALAM

Apa pun keajaiban dan kecantikan yang bisa kita temukan di alam, sekarang itu bagaikan sebilah pedang bermata dua. Keindahan dan hal yang mengagum-kan ada di sana, tetapi juga ada kelaparan, gempa bumi, sampar dan penyakit. Ada sesuatu yang tidak beres terjadi.

Bacalah Kejadian 3, tentang kejatuhan. Apakah akibat langsung yang dirasakan oleh manusia dan alam sebagai akibat dosa?

Dosa segera membawa konsekuensi fisik dan rohani pada kehidupan ma­nusia. Alam pun menderita karena akibat dosa. Dosa menyebabkan pengaruh yang sangat buruk pada ciptaan-Nya setidaknya dalam tiga cara:

· Tanah dikutuk (Kej. 3:17). Setelah meninggalkan Taman Eden, Adam dan Hawa langsung menghadapi hambatan dalam mengerjakan tanah. Tanah mu-lai menghasilkan duri dan rumput duri yang tidak diinginkan. Kemungkinan besar juga ada hama yang mengganggu tumbuhan walaupun tanamannya subur. Keadaan semakin mem buruk setelah air bah.

· Manusia mengalami perubahan yang signifikan. Kelelahan dan rasa sakit mulai dirasakan. Hubungan antara pria dan wanita berubah. Dalam pasal tersebut diungkapkan bahwa Hawa awalnya tidak merasakan sakit saat melahirkan. Hubungan Adam dan alam telah berubah, demikian juga, bekerja sekarang menjadi jauh lebih sulit daripada waktu sebelumnya. Kita tidak tahu bagaimanakesadaran akan kematian mempengaruhi pasangan pertama, tetapi yang past! penampilan mereka sudah berubah secara keseluruhan.

· Dosa mempengaruhi perilaku manusia dan binatang. Kebencian, iri hari, mementingkan diri sendiri, kesombongan, dll., disebabkan oleh agresi yang terjadi pada manusia dan binatang. Cara lain dalam perusakan lingkungan yang tidak diketahui mungkin telah terjadi (barangkali sebanding dengan apa yang kita saksikan saat ini). Hewan mulai saling membunuh satu sama lain demi makanan dan kekuasaan. Seperti dijelaskan dalam Kejadian 3-6, kecurangan dan kejahatan meningkat sampai ke titik di mana Allah menyesal telah menjadikan semua ciptaan-Nya (Kej. 6:5-7).

Luas yang sesungguhnya dari semua perubahan ini tidak dinyatakan kepada kita. tetapi kita dapat berasumsi bahwa perubahan besar telah terjadi. Namun demikian, Allah dengan rahmat-Nya yang tak terbatas, tetap mempertahankan banyak ciptaan asli yang megah untuk kepentingan manusia.

Lihat di sekeliling Anda keajaiban alam di mana Anda berada. Apa­kah gema ciptaan yang mula-mula yang rnasih tertinggal? Harapan apa-kah yang Anda bisa tarik dari gema tersebut yang menunjukkan kepada Anda janji akan adanya dunia yang lebih baik?

Selasa

15 Maret

KARUNIA ALLAH MELALUI ALAM

Alam menunjukkan kesaksian yang kuat bukan hanya keberadaan Tuhan tetapi juga kuasa-Nya. Sayangnya, seperti yang Paulus telah peringatkan, ma-nusia (yang tentunya dirasuki oleh Setan) berpaling dari Allah yang hidup dan menyembah ciptaan gantinya Sang Pencipta (lihat Rm. 1:19-25).

Baca Yeremia 10:12, 13. Gambaran apakah yang disajikan di sini ten-tang kuasa kreativitas Allah dan kehadiran-Nya dalam fenomena alam? Apakah yang dapat kita pelajari tentang karakter Allah melalui karya-karya yang diciptakan-Nya?

Tentu saja, seperti yang kita semua tahu, alam kadang-kadang berbalik me-lawan kita, menyebarkan kengerian melalui gempa bumi, gunung berapi, banjir, dan lain-lain. Mengapa tragedi-tragedi ini terjadi, kapan dan di mana itu terjadi adalah pertanyaan-pertanyaan yang kita tidak punya jawabannya saat ini. Yang kita ketahui adalah bahwa dalam beberapa pasal buku Ayub telah ditunjukkan pertentangan yang besar antara Allah dan Setan dan bahwa Setan dapat meng-gunakan kekuatan alam untuk tujuan kejahatan. Dan meskipun bencana ini me-ngerikan, kebaikan Allah masih dapat dilihat di alam.

Baca Mazmur 19:1-6, kemudian uraikan pekabaran utamanyadengan kata-kata Anda sendiri:

Secara tradisional, umat Advent melihat alam sebagai buku Allah yang ke-dua. Jika dilakukan dengan rendah hati dan terbuka kepada pengaruh Roh Suci, maka pengamatan dan pelajaran tentang alam akan memperdalam iman dan percaya kepada Allah. Hal itu juga akan memberikan pemahaman tambahan mengena* kasih Allah bagi umat-Nya. Juga menjadi sumber penghiburan bagi mental dan rohani manusia. Kadang-kadang, ketika yang lainnya kelihatan ti­dak pasti, keindahan alam dan apa yang dinyatakan kepada kita tentang Allah dapat menjadi sumber penghiburan dan pengharapan yang besar.

Sekiranya, sementara Anda bersaksi kepada seseorang mengenai ke­baikan Allah (khususnya seperti yang dinyatakan di alam) kemudian dia bertanya mengenai tsunami, gempa bumi, kelaparan dan sejenisnya, ba-gaimanakah tanggapan Anda? Apakah yang dinyatakan bencana-bencana alam ini kepada kita mengenai keterbatasan yang alam dapat ajarkan ke­pada kita tentang Allah?

Rabu

16 Maret

PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH DI ALAM

"Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal" (Mat. 6:28).

Seorang pemuda penganut ateis telah bertobat di awal umur 20 tahunan. Te-pat setelah kelahiran barunya, ia tinggal untuk beberapa bulan di lingkungan pedesaan, dan dia sering berkeliling dalam hutan, dan mengagumi keajaiban Allah yang telah menciptakan keindahan seperti itu. Tentu saja dia telah me-lihat hal-hal yang indah di alam juga pada kehidupan sebelum bertobat, akan tetapi baru sekarang dia mampu melihat karakter Allah yang telah mencipta­kan semua itu. Dia mengatakan "Seolah-olah mataku baru dibukakan dan baru pertama kali melihat semua itu!" Pada saat itulah orang Kristen yang baru ini sungguh-sungguh mengenal Allah.

Baca Matius 6:25-34. Apakah yang Yesus katakan mengenai hal yang kita dapat pelajari dari alam?

Jelas sekali bahwa kita mendapatkan banyak pelajaran rohani yang berharga dari dunia yang diciptakan Allah ini. Tetapi alam dapat menghasilkan keuntungan secara rohani dengan cara yang lain juga. Lukas 5:16 mengatakan bahwa Yesus "mengundurkan diri ketempat-tempatyangsunyi dan berdoa," sesuatuyang Ellen White katakan sering dilakukan Yesus. Kadang-kadang kita juga perlu menjauh dari segalasesuatu dan menyendiri dengan Allah di alam. Keindahan, kenyamanan, ketenangan dan ketenteraman yang sering kita temukan di alam dapat berbicara kepada hati dan pikiran kita di mana itu tidak bisa didapatkan dengan cara yang lain. Mungkin tidak ada vvahyu kebenaran baru yang mendadak; mungkin tidak ada pemahaman baru tentang doktrin atau ayat Alkitab. Yang ada adalah penga-kuan tak terucapkan tentang kasih dan kuasa dari Dia yang menciptakan semua ini. Secara individu kita mungkin mengalami hal ini dengan Allah, tidak diragu-kan lagi bahwa pada saat sendirian di alam dan bersekutu dengan Allah, itu dapat membawa penyembuhan dan kedamaian bagi tubuh dan jiwa kita.

"Semua yang berada dalam pelatihan Allah memerlukan waktu yang tenang untuk berhubungan dengan hati mereka sendiri, dengan alam, dan dengan Allah. Di dalam diri mereka harus dinyatakan suatu kehidupan yang tidak selaras de­ngan dunia, dengan adat kebiasaannya, atau praktik-praktiknya; dan mereka perlu mempunyai suatu pengalaman pribadi dalam memperoleh satu pengetahuan ten­tang kehendak Allah. Kita harus secara perorangan mendengarkan la berbicara kepada hati. Manakala suara-suara lain sudah terdiam, dan di dalam keheningan kita menanti di hadapan Allah, maka ketenangan jiwa akan membuat suara Allah lebih jelas terdengar."—Ellen G. White, Membina Keluarga Sehat, hlm. 43.

Kapan terakhir kali Anda bersekutu dengan Allah di alam? Jika mung­kin, usahakanlah untuk melakukan itu lagi. Anda mungkin akan terkejut akan efek positif rohani yang akan terjadi.


Kamis

17 Maret

MAZMUR 104

Pada abad kesembilan belas, kepercayaan populer yang dikenal sebagai pa-ham deisme menyatakan bahwa Allah telah menciptakan dunia ini namun ke-mudian meninggalkannya begitu saja. Dengan kata lain, sesuai dengan keper­cayaan ini, Allah itu ada akan tetapi tidak ingin untuk terlibat.

Namun, pandangan itu tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Allah tidak hanya mengatur dunia ini seperti tiupan angin dan membiarkannya berlalu, datang dan pergi sesukanya. Menurut Alkitab, Dia terl ibat secara aktif akan apa yang terjadi di dunia ini. Lagipula, apa artinya salibjika Allah tidak secara akrab langsung terlibat dalam segala hal yang terjadi yang berhubungan dengan manusia.

Baca Mazmur 104 dengan doa yang sungguh-sungguh. Apakah yang ayat-ayat tersebut katakan kepada kita tentang peran Allah dalam pen-ciptaan dunia ini?

Mungkin hal yang paling ditekankan Mazmur 104 adalah antusiasme dan ke-gembiraan yang terpancardarikata-kata itu sendiri. Pemazmurbersukacita dalam kreativitas dan pemeliharaan Allah. Anda hampir saja dapat mendengarkan dia meneriakkan kata-kata tersebut dalam pujian dan penyembahannya. Dia dapat melihat keberadaan Allah yang nyata dari segala kegiatan alam setiap hari.

Allah yang digambarkan dalam Mazmur ini bukanlah allah penganut deisme. Dia adalah Allah yang terlibat dalam apa yang terjadi di dunia ini. Tidak dira-gukan lagi, apa pun persoalan pribadi pemazmur dia menemukan penghiburan dan pengharapan di dalam kuasa Allah. Sesungguhnya, bila hanya merenungkan burung yang ada di dalam sarangnya atau singa yang sedang mencari makanan, manusia tidak akan dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi setiap hari, tetapi mereka dapat melihat di alam hal-hal yang dapat berbicara kepadanya me-ngenai kebaikan dan kuasa Allah, dan itu dapat memberinya harapan.

Alam juga dapat menjadi sumber penyembuhan bagi tubuh, pikiran dan roh. Dalam banyak kasus, udara segar, sinar matahari, air dan makanan sehat dapat melakukan keajaiban kepada kita secara fisik maupun mental. Obat-obat alami tetap menjadi sarana yang sangat kuat untuk kesehatan dan penyembuhan.

Para dokter juga sering menganjurkan untuk istirahat dari pekerjaan serta ketegangan mereka dan berekreasi di alam. Banyak penelitian menunjukkan be-tapa baiknya alam dan lingkungan bagi flsik dan mental manusia. Pada kenyata-annya, Allah juga menempatkan orangtua kita yang pertama di taman, tidak di alun-alun kota. Ada sesuatu di dalam diri kita yang dapat menggema lebih baik dengan ladang-ladang bunga bakung daripada di tempat parkir yang beraspal.

Alam adalah salah satu karunia Allah yang besar. Kita harus melaku­kan apa saja yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan keuntungan da-rinya. Apa sajakah keuntungan yang Anda bisa dapatkan dari apa yang telah Allah berikan di alam ini?

Jumat

18 Maret

PENDALAMAN: "Rumah tangga leluhur kitayang pertama itu haruslah menjadi suatu pola bagi rumah tangga lainnya bila anak-anak mereka memenuhi dunia ini. Rumah tangga itu, yang dihiasi oleh tangan Allah sendiri, bukanlah suatu istana yang megah. Manusia, di dalam kesombongannya, menyukai peralatan yang mewah serta mahal dan bermegah-megah di dalam benda-benda buatan tangannya; tetapi Allah menempatkan Adam di dalam sebuah taman. Inilah ru­mah tempat tinggalnya, langit yang biru merupakan atapnya; bum! ini dengan bunga-bunganya yang indah serta permadani rumput adalah lantainya; dan dahan serta daun-daun pohon yang indah merupakan tempat bernaungnya. Pada dinding-dindingnya bergantungan hiasan-hiasan yang indah—hasil ciptaan seniman yang Agung itu. Di sekeliling pasangan yang suci itu terdapat satu pelajaran bagi segala zaman—bah wa kebahagiaan yang sejati bukan terdapat di dalam pemanjaan akan kemewahan serta kemegahan, tetapi di dalam persekutuan dengan Allah melalui hasil ciptaan-Nya. Kalau saja manusia mau memberikan lebih sedikit perhatian kepada benda-benda buatan tangan manusia dan memupuk kesederhanaan, maka mereka akan lebih mengerti tentang maksud-maksud Allah dalam menciptakan manusia."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 42.

"Hubungan yang senantiasaerat dengan rahasiakehidupan dan keindahan keja-dianalam, serta kelemahlembutan yang dituntut dalam melayani benda-benda yang indah dari ciptaan Tuhan, cenderung mencerdaskan pikiran dan tabiat dihaluskan dan ditinggikan."—Ellen G. White, Membina Keluarga Bahagia, hlm. 134.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:

  • Bagaimanakah kita memastikan bahwa kita tidak melewati batas dari pencinta alam menjadi penyembah alam? Bagaimanakah ini menjadi hal yang tidak mudah dibedakan? Bagaimanapun indahnya alam, kita harus ingat bahwa itu tidak dapat menyelamatkan kita. Hanya Allah yang men­ciptakan alam yang dapat menyelamatkan kita. Mengapa begitu penting untuk selalu menanamkan kebenaran itu di dalam pikiran kita?
  • Sebagai umat Advent, apakah yang harus kita katakan berkenaan de­ngan seluruh pertanyaan mengenai lingkungan? Komponen apakah yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penting ini? Pada saat yangsama,apakah respons kita atas ide berikut: "Yah, kita tahu bahwa Tuhan akan segera datang, dan seluruh dunia ini akan dihancurkan dan diperbarui kembali, jadi apakah lingkungan benar-benar penting?
  • Dengan cara apakah sekarang seharusnya semua kemajuan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dapat mem bantu kita meningkatkan ka-sih dan penghargaan kita terhadap kuasa Allah? Pikirkan semua hal yang kita ketahui tentang alam yang orang-orang di zaman dulu tidak bisa pikirkan. Jadi, dalam hal apakah kita punya lebih banyak keun-tungan bila dibandingkan dengan mereka di zaman dulu sehubungan dengan kemampuan untuk mengagumi kuasa Allah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar