SELAMAT DATANG! DI MESIAS , BULETIN GMAHK MERBABU

SELAMAT DATANG SAUDARA-SAUDARA YANG KEKASIH DI DALAM TUHAN! BLOG INI ADALAH BLOG GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH JEMAAT MERBABU
BLOG INI ADALAH REPRESENTASI DARI BULETIN GMAHK MERBABU YANG BERISI INFORMASI KESEHATAN, RENUNGAN, KESAKSIAN, INFORMASI UMUM, BERITA GEREJA DAN PEKABARAN TUHAN KEPADA ANDA SEMUA PARA PEMBACA!
SELAMAT MEMBACA DAN BAGIKAN KEMBALI KEPADA SAUDARA-SAUDARA YANG LAIN!
SEMOGA BLOG INI SEMAKIN MEMBANTU PEKERJAAN TUHAN MELALUI KITA HAMBA-HAMBANYA DI DUNIA INI. SAMBIL KITA MENANTIKAN KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI. HALELUYA. AMIN! TUHAN BESERTA KITA!

Rabu, 16 Maret 2011

RENUNGAN PAGI ONLINE

RENUNGAN HARIAN ONLINE 14 Maret 2011

HATI YANG PERCAYA

"Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia. Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hoi orang-orang jujur" (Mazmur 32:10,11).

Di masa-masa reformasi di Inggris, pemerintah mengeksekusi Richard Cameron karena kepercayaannya.

Para pejabat memenggal leher dan tangan Richard dan membawanya kepada ayahnya, yang dipenjarakan di Skotlandia karena tuduhan yang sama. Para pejabat itu bertanya, "Apakah ini tangan dan kepala putramu Richard? Apakah engkau me-ngenalinya?"

Dengan air mata yang mengalir di pipinya, sang ayah perlahan meraih dan me-rangkul tangan dan kepala putranya. Bibirnya gemetar. Dengan lembut ia berbicara: "Aku mengenainya, aku mengenalnya. Ini memang punya putraku, putra kesayang-anku sendiri. Namim Tuhanlah yang menganugerahkan kemurahan kepadaku se-panjang hidupku. Kehendak Allah itu baik, yang tidak menyesatkan aku ataupun mi-likku."

Bahkan perbuatan musuh, dalam membinasakan putranya, tidak bisa menggo-yahkan iman penatua Cameron kepada Allahnya,

la memiliki hati yang percaya. la menerimajanji Allah dalam Mazmur 31:25, "Ku-atkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!"

Bagaimanakah mungkin bagi seorang ayah melihat bagian tubuh anaknya yang bersimbah darah dan terpotong-potong dan ia sendiri tidak hancur hatinya? Bagai­manakah mungkin bertahan dari trauma yang sangat mengerikan seperti itu? Hanya ada satu cara. Itu bukanlah kekuatan di dalam diri yang luar biasa. Itu bukanlah keku-atan yang tak biasa. Itu adalah hati yang percaya. Itu adalah keyakinan mutlak bahwa suatu hari Allah akan meluruskan segala sesuatunya.

Apabila kita menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Allah, ia menanamkan kekuatan rohani yang tak dapat dijelaskan. Kekuatan llahi mengalir dari takhta alam semesta untuk memberi kita kekuatan. Di dalam Dia kita menerima kekuatan rohani untuk bertahan dari serangan musuh. Satu kehidupan'yang percaya adalah satu ke-hidupan iman yang penuh kuasa, kukuh, dan tak tergoyahkan. Itu adalah satu kehi­dupan dengan daya tahan yang tak tergoncang melawan kejahatan. Itu adalah satu kehidupan dalam hadirat Allah dengan janji Allah melalui kuasa Allah.

Kehidupan percaya inilah yang la minta agar Anda jalani hari ini. Itu akan me-nyanggupkan Anda menghadapi apa pun yang ditimpakan Iblis kepada Anda.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 15 Maret 2011

DARI KEKHAWATIRAN KEPADA PUJIAN

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapunjuga, tetapl nyatakanlah da­lam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur" (Filipi 4:6).

Pada Hari Pernyataan Terima Kasih (Thanksgiving) tahun 1961, pengusaha dan penyanyi pujian Merril Womach tinggal landas dalam pesawat pribadinya yang kecil dari pelabuhan udara yang kecil dekat Beaver Marsh, Oregon. Sementara meng-udara, pesawat itu tiba-tiba tergoncang dan jatuh sejauh seratus yard menerobos cabang-cabang pohon bersalju sampai ke tanah. Ketika Merril sadar, ia melihat bara api di sekelilingnya. la berhasil berjuang keluar dari antara puing-puing, namun kaki, tangan, dada, dan kepalanya sudah kena luka bakar yang parah.

Dia tidak dapat melihat, namun ia terhuyung-huyung menembus salju ke arah suara-suara jalan terdekat. Untungnya, dua orang pria telah melihat pesawatnya ja­tuh dan bergegas menuju tempat kejadian dengan kendaraan mereka. Saat Merril ja­lan sempoyongan ke arah mereka, dia tampak seperti seorang monster, tanpa mata, hidung, atau mulut. Kepalanya hangus dan bengkak. Kedua orang tadi membawanya perlahan di bak belakang mobil dan bergegas menuju rumah sakit. Merril terbaring di sana, merasakan rasa sakit luar biasa di seluruh tubuhnya. Namun, sebagaimana kemudian dikenangnya, "satu kejadian luar biasa terjadi. Aku merasa seperti ingin bernyanyi."

Sambil memaksakan satu mata terbuka, ia melihat tangannya dan mulai menya-dari betapa parah luka bakarnya. Namun rasa ingin menyanyi tetap ada sementara mobil melaju di Highway 97. "Kepalaku bengkak, dan rasa sakit semakin terasa he-bat," kenangnya. "Namun aku tetap merasa ingin bernyanyi! Itu adalah lagu pujian yang kupelajari waktu kecil. Aku tidak mengetahui mengapa lagu itu yang keluar bu-kannya jeritan rasa sakit dan mengasihani diri, namun itulah yang terjadi."

Saat kedua pria yang duduk di bangku depan terdiam tak percaya sambil men-dengar, kata-kata ini keluar dari celah bibir Merril yang wajahnya sudah menghitam: "Aku menemukan Juruselamat yang ajaib, dan sekarang aku dijadikan sempurna; saya telah diampuni dan sekarang sudah dilepaskan. Roh-Nya memberkati dan ting-gal di dalam jiwaku; puji Allah, di dalam hatiku ada damai." Sebuah ambulans datang ke Collier Memorial State Park. Orang-orang yang ada di situ memindahkan Merril ke sebuah tandu dan melaju pesat. Di tengah suara sirene yang nyaring dan di tengah rasa sakit yang dialami Merrill Womach, lagu itu masih terdengar tanpa perubahan.

Adanya kedamaian tidak berarti rasa sakit itu hilang. Kadang kala Allah membe-rikan kita damai sejahtera pada saat rasa sakit yang hebat. Di tengah-tengah zaman di mana terdapat kebutuhan paling besar, Allah menyediakan damai sejahtera-Nya yang terbesar. Damai sejahtera adalah karunia yang secara cuma-cuma Allah beri-kan. Bagaimanapun keadaan dalam hidup, kita bisa menyatakan damai sejahtera Allah oleh iman. Percayalah bahwa Dia adalah Pencipta damai sejahtera itu.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 16 Maret 2011

BAHAYA! JANGAN SENTUH

"Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku hams ge-metar?" (Mazmur 27:1).

Seorang petugas perbekalan yang sedang melakukan pemeriksaan di pabrik-nya diperingatkan tentang sebuah kotak kecil yang ditinggalkan di dermaga bongkar muat. Tercetak pada semua sisi dengan kata-kata "Bahaya! Jangan Sentuh!" Semua orang diberitahu untuk menjauh dari bungkusan itu sampai manajemen bisa meme-riksa situasi. Petugas yang berjaga malam itu bahkan tidak mau bernapas di dekat benda itu. la sangat lega ketika seorang mandor perbekalan tiba pagi harinya.

Mandor itu mengenakan sarung tangan dan kacamata pengaman. Perlahan-lah-an, dan dengan hati-hati, ia membuka kotak itu. Di dalam kotak itu ia menemukan 25 tanda yang terbaca "Bahaya! Jangan Sentuh!" Bayangkan semua ketegangan yang disebabkan kotak misterius itu kepada para petugas dermaga. Mereka menghabis-kan waktu membayang-bayangkan senyawa beracun mengerikan yang mungkin di dalamnya. Kotak kecil itu menjadi beban kekhawatiran besar. Namun, seringkali ke­tika kita menganalisis masalah, kita menyadari bahwa itu sangat mirip dengan kotak itu. Tampaknya terlarang, ternyata tidak menakutkan sama sekali.

Rasa takut yang timbul sesekali itu merupakan bagian dari kehidupan yang nor­mal. Apa pun dari sejumlah hal bisa memicu mekanisme rasa takut ini. Kita mungkin menakutkan hal terburuk ketika kita menemukan satu gumpalan yang tak terduga di bawah tangan kita. Badai dahsyat yang luar biasa, angin puting beliung, atau yang berkecepatan tinggi mungkin menakutkan kita.

Meskipun kadang-kadang setiap orang ketakutan, beberapa kehidupan orang didominasi oleh rasa takut. Kotak-kotak yang bertuliskan "Bahaya!" kelihatannya mengisi kehidupan mereka. Kehidupan mereka sepertinya dikendalikan oleh emosi negatif rasa takut itu.

Allah tentu saja bukan Pencipta rasa takut itu. Rasul Paulus membuat poin ini je-las. "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban" (2 Tim. 1:7).

Rasa takut yang berlebihan, terus-menerus membayangkan yang terburuk, itu tidak sehat. Allah setiap harinya merencanakan yang terbaik bagi kita. la sepenuh-nya mampu mengambil setiap pengalaman dalam kehidupan kita dan menghasil-kan kebaikan darinya (Rm. 8:28). Karena Dia mengendalikan setiap keadaan hidup, kita bisa mempercayakan Dia untuk melakukan segala sesuatunya untuk kebaikan. Melarikan diri di padang belantara, takut mati di tangan Saul, Daud menulis: "Aku telah mencari TUHAN, lalu la menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegen-taranku" (Mzm. 34:4).

Serahkan rasa takut Anda kepada Allah. Bawakan segala sesuatu yang menyu-sahkan Anda kepada-Nya. la akan menggantikan rasa takut Anda dengan iman. la -akan menggantikan kegelisahan dengan jaminan, dengan sentuhan lembut-Nya.

RENUNGAN HARIAN ONLINE 17 Maret 2011

PAKU SANG IBLIS

"Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, di-dikan dan pengertian " (Amsal 23:23).

Seorang pria Haiti hendak menjual rumahnya seharga 2.000 dolar. Pria lain sa-ngat ingin membelinya, namun dia miskin dan tidak bisa membayar sebesar itu. Sete-lah tawar-menawar, sang pemilik mau menjual rumah itu setengah harga semula, de­ngan hanya satu syarat. la akan mempertahankan kepemilikan atas sebatang paku kecil yang menonjol keluar pintu. Setelah beberapa tahun pemilik semula mengingin-kan rumah itu kembali, namun pemilik baru tidak bersedia menjualnya. Jadi pemilik pertama pergi dan menemukan bangkai seekor anjing dan menggantungnya pada sebatang paku yang masih dimilikinya. Dalam waktu dekat rumah itu jadi tak bisa ditempati. Bau busuk anjing itu tak tertahankan. Keluarga itu terpaksa menjual rumah itu kepada pemilik paku itu.

Jika Iblis memiliki sebatang paku untuk menggantungkan godaannya di dalam hati Anda, ia bisa menguasai kehidupan Anda. Jika Anda memberikan tempat be-kerja bagi Iblis, maka ia akan melakukan apa saja yang bisa dilakukannya untuk menghancurkan Anda.

Ingat Kain! la membiarkan emosi kemarahan lepas kendali. Kemarahannya yang tak terkendali meledak menuju kekerasan. la membunuh saudaranya sendiri. Kemarahan adalah paku di dalam hatinya agar Iblis bisa menggantungkan semburan kekerasan di atasnya.

Rasul Paulus membuat pernyataan yang penuh wawasan ini: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebe-lum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis" (Ef. 4:26,27).

Kita memberi tempat bagi Iblis ketika kita membiarkan kompromi menguasai perbuatan kita, ketika kita menghargai dosa di dalam hati kita. Kita memberi tempat bagi Iblis ketika kita gagal mengatasi dosa yang sedang dimaksudkan Allah, dan se-bagai gantinya membenarkan perilaku penuh dosa dalam kehidupan kita.

Kompromi itu mematikan, bukan hanya karena perbuatan individual itu salah, tetapi karena tiap kompromi membiarkan Iblis menggantungkan godaan selanjutnya pada paku lain dalam hati kita. Satu-satunya solusi terhadap kompromi adalah sikap Yesus ketika la dengan sukacita menyatakan, "Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya" (Yoh. 8:29).

Kesukaan Yesus adalah menyenangkan Bapa. Satu tujuan-Nya adalah melaku­kan kehendak Bapa-Nya. Keinginan utama-Nya adalah membawa sukacita ke dalam hati Bapa melalui penurutan. la menolak godaan Iblis untuk menaruh satu paku di dalam hati-Nya. Biarlah Yesus menggunakan palu kebenaran dan mencabut semua paku Iblis hari ini.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 18 Maret 2011

SUARA TUHAN

"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hail dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:7),

Saya naik menuju loteng, di mana kakek menyimpan burung kenari yang dipe-liharanya. Saya memperhatikan dengan terkagum-kagum ketika ia menaruh seekor burung kenari dalam sebuah sangkar sendirian, kemudian menutupnya, membuat burung itu berada dalam kegelapan total, la mulai bersiul. Mendengar suara tuannya, burung kenari itu mulai bernyanyi. Mempelajari lagu itu di dalam kegelapan, burung itu mengingatnya sejak saat itu.

Allah sedang mengajarkan Anda dan saya untuk percaya saat la mengajarkan Yesus untuk dipercayai. Salah satu pelajaran kehidupan terbesar adalah belajar per­caya saat kita tidak bisa mengerti, ketika tampak gelap, ketika perjalanan tampak panjang dan jalan sepertinya sukar, ketika tidak ada jalan di sekitar, di atas, atau melalui pegunungan.

Dalam buku Filipi, Rasu! Paulus mendiskusikan "Damai sejahtera... yang melam­paui segala akal" (Flp. 4:7). Ketika kebimbangan dan pencobaan kehidupan membi-ngungkan kita, iman kita bisa tetap bergantung pada janji Allah. Tidak perlu mema-hami mengapa segala sesuatunya terjadi. Seringkali kita tidak akan mengerti apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Kehidupan memiliki sukacita dan kesedihannya, kemenangan dan kekalahannya. Mencoba memahami mengapa Allah membiarkan sakit hati dan penderitaan hanya akan membuat kita bingung. Meskipun kehidupan Kristen itu bukannya agar kita selalu mengerti, itu adalah kehidupan di mana kita bisa selalu percaya.

Kepercayaan termasuk keyakinan dalam diri bahwa Allah bekerja dalam kehi­dupan kita. Seperti burung kenari itu, kita mempelajari sebuah lagu dalam kegelapan. Kita belajar berespons terhadap suara Tuhan. Kita sedang mempelajari sebuah lagu percaya. Pikirkan tentang Yesus yang tergantung dalam kegelapan di salib, tergan-tung sendiri antara surga dan langit. la berseru, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Ku-serahkan nyawa-Ku" (Luk. 23:46). Meskipun dicemooh oleh orang banyak, dikhianati oleh Yudas, disangkal oleh Petrus, ditinggalkan oleh murid-murid-Nya, ditolak oleh orang-orang Yahudi, dan disalibkan oleh orang-orang Roma, Yesus menjalani kehi­dupan percaya.

Yesus mengajarkan pelajaran-pelajaran tentang percaya dalam tiap penga-laman. Mintalah Allah untuk memperdalam kepercayaan Anda melalui keadaan Anda. Mintalah Dia untuk menambah keyakinan Anda, untuk membantu Anda bergantung pada kasih-Nya sekalipun ketika Anda tidak bisa mengerti. Berdoalah, "Tuhan, saya percaya. Ajarkan saya untuk percaya sepenuhnya."


RENUNGAN HARIAN ONLINE 19 Maret 2011

KEKUATAN BAGI KEBUTUHAN KITA SETIAP HARI

"Ingatlah firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, oleh karena Engkau telah membuataku berharap. Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwajanji-Mu menghidupkan aku" (Mazmur 119:49, 50).

Firman Allah itu penuh kuasa. Firman itu memberikan kita pengharapan di masa-masa sedih. Memberikan hiburan di masa-masa penderitaan. Menanamkan kehidupan di masa keputusasaan. Memberikan tuntunan di masa kebimbangan dan damai sejahtera di masa keraguan. Membesarkan hati di saat-saat tergelap dalam hidup.

Baru-baru ini saya mewawancarai Pendeta Mikhail Kulakov, yang pernah men-jadi pemimpin Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di bekas Uni Soviet. Kesaksian Pendeta Kulakov memiliki efek mendalam pada kehidupan saya sendiri. Raksasa rohani dari Firman yang saleh dan setia ini sekarang telah mengabdikan hidupnya untuk mengawasi penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Rusia modern.

Selama rezim komunis yang menindas, Pendeta Kulakov dihukum penjara, kerja paksa, dan pembuangan cukup lama oleh pemerintah Soviet. Kadang-kadang dia pergi selama berminggu-minggu tanpa ada hubungan dengan keluarganya. Pada saat itu dia masih muda di usia 20-an tahun. la bertanya-tanya apakah dia masih memiliki masadepan.

Suatu hari sebuah paket tiba di kamp kerja, yang ditujukan untuknya. Ibunya telah mengirimkan dia beberapa bahan makanan sederhana. Tersembunyi dalam paket itu ada sebuah buku Perjanjian Baru. Ketika pemeriksa membuka paket itu dan menggeledahnya, ia menemukan Alkitab lama itu. Ketika ia merenggutnya, sam-pulnya jatuh, dan lembaran-lembarannya beterbangan ke mana-mana. Tentu saja pemeriksa itu tidak mengizinkan Pendeta Kulakov menyimpan Alkitab. Walau begitu, semeritara kebingungan memunguti lembaran-lembaran yang berserakan, dia tidak melihat Pendeta Kulakov dengan cepat menyelipkan satu halaman ke dalam kantong celananya.

Kembali ke barak, Pendeta Kulakov dengan semangat membaca halaman Kitab Suci itu. Matanya, tertuju pada Yohanes 17:24, "Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang te­lah Engkau berikan kepada-Ku." Hati-Nya bersukacita. Ayat Kitab Suci yang satu ini memberikannya semangat selama berminggu-minggu. Yesus, Juruselamatnya yang penuh kasih, tidak menginginkan dia ada di barak yang kotor dengan banyak tikus. Yesus rindu agar dia berada di surga. Satu ayat membuat satu perbedaan.

Satu ayat akan membuat satu perbedaan bagi Anda. Biarlah janji Allah mendo-rong hati Anda dan mengangkat jiwa Anda hari ini.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 20 Maret 2011

KETIKA RASA BERSALAH LENYAP

"Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yohanes 1:9).

Usai mengadakan satu pertemuan penginjilan di Stockholm, Swedia, saya meng-gunakan waktu satu petang mengunjungi salah seorang agen perjalanan kota itu. la telah mengikuti pertemuan kami di pusat kota. Ketika kami mendiskusikan hal-hal ro-hani, ia berkata, "Pendeta, saya mempunyai satu pertanyaan yang selalu saya ingin ta-nyakan kepada seorang pendeta. Apakah aborsi itu suatu pembunuhan?" Dengan air di matanya, ia membeberkan sebuah kisah kasih yang dihalangi, tentang kehamilan yang tak diinginkan, dan tentang keputusan yang terburu-buru untuk menggugurkan bayinya setelah mengandungnya seiama empat bulan.

Seteiah gagal dari pernikahan pertama, ia bertemu seorang pria yang diyakininya adalah pria idamannya. la jatuh cinta. Mereka berpacaran seiama enam bulan, dan pria itu berjanji menikahinya. Dia hamil lagi olehnya, namun suatu han'vpria itu memberitahu dia bahwa dia sudah menikah dan memiliki tiga anak di negara lain. Pria itu berkata dia harus pergi dan kembali pada keluarganya.

Berita mendadak itu menghancurkan hatinya. Karena kegagalan hubungan yang kedua, ia tidak tahan mengandung seorang anak dari pria yang telah memperalatnya. la menggugurkan anak itu, namun dia tidak pernah merasa nyaman dengan keputus-annya. Satu kegelisahan di dalam hati menghantuinya, satu perasaan bahwa dia telah menghilangkan satu kehidupan yang tak bersalah. la menanggung beban berat rasa bersalah itu seiama 18 tahun berikutnya. Sekarang, ketika kami berbincang-bincang, dengan hati-hati saya menjelaskan bahwa ketika Kristus berseru, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk. 23:34), pengampu-nan-Nya itu adalah bagi dia. Pengampunan-Nya itu ada seiama ini. Itu berakar dalam sifat dasar Kristus. Bersama kami membaca 1 Yohanes 1:9, "Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita."

"Apakah ayat itu berkata," saya bertanya, "'Jika kita mengaku dosa kita,'... kecuali aborsi?" "Oh, tidak!" jawabnya. "Apakah kau ingin saya menulis dalam Alkitabmu, 'Jika kita mengaku dosa kita,'... kecuali aborsi'?" saya bertanya. "Tentu saja tidak!" katanya.

Air mata berlinang. la mulai menyadari bahwa apa yang Allah janjikan itu benar. la memahami janji-Nya dengan iman. "Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita." Satu kedamaian baru me-menuhi jiwanya. Pengampunan tersedia seiama 18 tahun lamanya, namun ia menerima manfaatnya hanya ketika ia membuka hatinya untuk menerima itu."

Inilah kebenaran kekal itu: Pengampunan berakar di dalam sifat Allah. Itu adalah bagian dari Allah. Salib menyatakan karakter indah Allah yang penuh kemurahan, me-nyediakan pengampunan bagi seluruh umat manusia. Meskipun kita tidak menerima pengampunan Allah sampai kita mengaku dosa, pengakuan kita tidak mendapatkan pengampunan Allah. Bukalah hati kepada pengampunan Allah yang mengagumkan.


RENUNGAN HARIAN ONLINE 21 Maret 2011

BANGUN, LANJUTKAN!

"Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangunpula, sekalipun aku duduk dalamgelap, TUHAN akan menjadi terangku" (Mikha 7:8).

Pada tanggal 7 Mei 1824, seorang komposer bertalenta mengadakan penam-pilan pertama Ninth Symphony di Teater Viennese. Aula yang padat itu menerima acara tersebut dengan antusias. Pria ini sepertinya menjiwai lagu itu begitu dalam, begitu hebat sehingga penuh semangat dan bersifat kepahlawanan. Di akhir penam-pilan para penonton bersorak nyaring. Namun si pemimpin musik hanya berdiri di sana, membelakangi mereka, dengan tenang membalik halaman lembaran musik. Akhirnya seorang wanita dengan suara rendah, yang berada di panggung, harus me-narik lengan bajunya dan mengarahkan dia ke arah pendengar. Saat itulah Ludwig van Beethoven, yang sama sekali tuli, berbalik dan menunduk.

Dia tidak bisa mendengar tepukan tangan mana pun, dan dia tidak bisa men-dengar nada lagu yang sedang dipimpinnya. Namun seluruh simponi itu ada di da-lam kepalanya, dan dia memberikan ekspresi yang dramatis dan penuh kemeriahan. Beethoven memiliki alasan yang baik untuk menikmati petang yang tak terlupakan itu. Dalam satu hal, ia telah mengubah masa lalunya, mengubah keburukan dan ke-kecewaan menjadi sesuatu yang indah.

Barangkali ia mengenang satu pemandangan bertahun-tahun sebelumnya. Waktu itu tengah malam; seorang anak lelaki kecil tertidur di rumah Beethoven. Ayah-nya datang dari kedai minuman dengan seorang temannya yang mabuk dan dengan kasar menggoncang tubuh Ludwig muda untuk membangunkannya. Sang ayah me-minta dia memainkan piano untuk tamunya. Dan begitulah, mengumpulkan segenap kesadarannya dan menyeka air mata dari pipinya, anak lelaki itu berjalan menuju pi­ano dan mulai bermain selama berjam-jam. Ayah Ludwig bisa saja kasar dan bahkan kejam pada putranya. Seorang teman di masa kecil mengingat bahwa ayah Ludwig sering memaksa dia ke piano dengan pukulan. Beberapa orang percaya bahwa ke-tulian Beethoven di kemudian harinya itu bisa saja akibat, setidaknya sebagian, dari penganiayaan yang diterimanya ketika masih kecil.

Musik Beethoven tidak semuanya manis dan ramah. Musiknya juga keras dan tentang kerinduan. Beethoven memiliki banyak kesempatan untuk marah dan balas dendam, namun ia menemukan satu cara mengekspresikan perasaan-perasaan se-cara positif. Mengekspresikan bagian dalam dari dirinya sendiri, ia mengubah peng-alaman hidupnya menjadi satu karunia.

Allah di surga sepenuhnya mampu menerangi kegelapan dalam hidup kita. Te-rang kasih-Nya menembus masa-masa kegelapan dalam keputusasaan. Terang-Nya menuntun kita keluar dari kegelapan.

Ketika kita hancur oleh kesedihan atau dipatahkan oleh dukacita, Allah meng-angkat kita. Dia ada di sana ketika kita tersandung. Kejatuhan kita mungkin akibat kesalahan kita sendiri atau dari keputusan orang lain. Di dalam kekuatan-Nya Anda bisa bangkit dan bersukacita hari ini.

1 komentar:

  1. http://bungabakung-kesaksian.blogspot.com/2012/04/aku-diutus-hanya-kepada-domba-domba.html

    BalasHapus